Jakarta-Kaum perempuan, apa yang akan Anda lakukan jika punya suami berharta USD 86M atau Rp 1.103 triliun? Pergi liburan keliling dunia? Shopping barang mewah? Atau iseng beli pulau untuk bersantai akhir pekan?
Mungkin kemewahan duniawi sudah bosan dirasa Melinda Gates, istri orang terkaya sejagat dari pria Bill Gates, pendiri Microsoft. Alih2 pergi ber-mewah2an dengan kapal pesiar, ia pilih blusukan ke Yogya mempelajari teknologi pemberantasan wabah demam berdarah yang ditemukan periset kampus UGM.
Jangan heran Melinda tiba2 Anda temui duduk di lantai mendengarkan keluh kesah warga. Kegiatan seperti ini sering dilakukan Melinda bersama suami sejak dua dekade terakhir ketika mereka putuskan untuk berbagi kekayaan mereka lewat yayasan Bill & Melinda Gates Foundation.
Hidup sederhana
Bagi yang ingin mengenal lebih jauh sosok Melinda, berikut petikan wawancara dengan Melinda Gates soal kehidupannya dan pernikahannya, yang dihimpun dari berbagai sumber.
Apa kado ultah dari Bill?
Kalau ada tanggal istimewa, Bill selalu beli kado sendiri untukku. Kadonya yang personal, sweater cantik atau sepasang piyama. Kalau dia belanja itu kelihatan sekali karena itu bukan kebiasaan, jadi tak ada di pikirannya menyembunyikan tas belanjaan. Anak2 kami tertawa dan berkata, lihat, ayah habis belanja.
Apa kegiatan favorit Anda?
Favoritku santai di rumah, pakai celana yoga, buat popcorn semangkuk dan lihat film bersama anak2. Tapi karena anak2 tambah dewasa, sulit sepakat soal film yang akan ditonton. Bill suka film tembak2an jadi dia suka melihatnya dengan putra kami.
Aku dan putriku suka komedi romantis. Kami kadang bepergian kalau weekend dengan anak anak. Kami tidak begitu suka lihat TV, kami suka DVD. Kami suka film. Kalau pergi jauh, kami tidak hanya nonton film yang disediakan hotel, kami bawa satu tas berisi DVD.
Bagaimana Anda pertama kali kencan dengan Bill?
Waktu itu sabtu siang, beberapa bulan setelah pertama kali bertemu, kami berjumpa satu sama lain di parkiran mobil Microsoft dan bicara beberapa lama. Akhirnya, dia bertanya apakah aku punya waktu buat dinner di dua minggu berikutnya.
Aku tertawa dan mengatakan belum tahu apa rencanaku soalnya waktunya masih begitu jauh dan itu tak cukup spontan bagiku. Beberapa jam kemudian, dia meneleponku untuk bertanya apakah malam itu bisa minum bersama setelah dia dinner bisnis. Aku mengiyakan dan begitulah awal semuanya.
Bagaimana Anda membesarkan anak?
Aku kepayahan jadi ibu. Dua anak pertama lebih menantang, bukan karena anakku nakal tapi karena semua serba baru dan aku jadi kurang tidur. Aku baca banyak buku soal jadi orangtua. Tapi sering aku tanya teman dekat yang punya anak lebih tua dari anakku, dan mereka senang membagikan nasehat mengagumkan.
Kami membesarkan anak senormal mungkin. Mereka memang dikasih uang saku tapi juga tanggung jawab. Kalau mereka ingin punya anjing peliharaan, mereka yang harus memberinya makan dan membersihkannya. Dan mereka melakukannya. Bill dan aku tumbuh di keluarga kelas menengah. Dan kami melakukan banyak hal seperti orang tua kami.
Ceritakan soal kiprah yayasan Anda.
Bill dan aku ingin yayasan kami memberi semua dana sampai 20 tahun setelah kami meninggal. Kami rasa bisa memecahkan masalah2 yang dihadapi masyarakat saat ini dan kami memiliki sumber daya. Kami tak punya bola kristal memprediksi 100 tahun dari sekarang.
Aku merasa ada grup filantrofi lain yang akan hadir setelah masa kami dan melanjutkan yang kami mulai. (rou/rou; http://inet.detik.com/cyber-life/d-3454816/mengenal-nyonya-bill-gates-kaya-raya-tapi-sederhana?%E2%80%8Butm_source=line&utm_medium=news&utm_campaign=detikcomsocmed%E2%80%8B)-FatchurR