Berita Duka

Mengenang KSK

KSK sudah nampak tidak sehat ketika pagi itu menjemput saya di Darut Tauhid, Ledeng. Kemudian kami mencari tempat untuk rapat dan selesai rapat sorenya saya diantar sampai ke loket penjualan ticket di setasiun Bandung, ditunggui sampai saya dapat ticket untuk pulang ke Jogja.

Kali kedua ia juga pagi dini hari sudah menunggu saya di setasiun Bandung, mengantarkan saya ke penginapan di Cikutra. Kami malah sempat sholat di mesjid dan bertemu beberapa teman senior yang tinggal di kawasan itu. Penglihatannya sudah tidak sempurna, sehingga saya papah ketika turun keluar masjid.

Kami ngobrol ngalur-ngidul, terutama masalah agama dan pahit-manisnya kehidupan. Pengalaman hidupnya yang lengkap membuat ia teman bicara yang sangat menyenangkan. Ada saja sumber percakapan yang di gali dari khasanah kehidupan dan pengalaman religinya.

 

Cara bicaranya yang sareh, tidak tergesa masih seperti yang saya kenal dulu. Bedanya dulu beliau bicara soal teknologi yang sangat dikuasainya, sekarang kami banyak berdiskusi masalah bekal akhirat.

Cukup 2x saja saya dijemput pak Lurah, saya segan, masa mantan Direksi Telkom menjemput saya di setasiun. Pak Komar sejak saya kenal tahun 70-an ramah dan suka menolong, besar perhatiannya kepada teman. Saat kenal beliau saat di Puslitbangtel, sedang saya instruktur di Divlat. Kemudian tahun 80-an, saya di Pransen, beliau di Tekpon, kami sering bertemu dalam rapat-rapat teknis.

Belakangan setelah sama-sama pensiun saya dengar KSK mengelola sebuah grup WA. Di-awal-awal saya ditawari untuk bergabung, tapi memang saya yang sering telat dan belum mengenal apa itu WA, tidak saya respon. Saya kala itu baru mengenal face-book.

 

Ketika saya posting di fb, tentang seorang anak janda pensiunan Telkom yang ingin jualan on-line tapi tidak punya computer, KSK menghubungi saya dan nitip untuk membelikan computer dan menyerahkan kepada ybs. Ia minta jangan disebutkan namanya. Begitulah pak Komar yang dermawan, selalu turun tangan manakala ada yang membutuhkan, siapapun.

Tentang keinginan beliau untuk membuat rumah jompo, memang sudah lama. Kami malah sudah pernah membuat proposal untuk di tawarkan ke Yakes, Dapen dan P2Tel, guna membangun panti semacam itu di Jogja dan mencari sponsor untuk penyediaan tanah.

 

Tapi rencana itu kemudian surut karena kesibukan masing2. Hal itu belakangan muncul kembali, namun Allah memiliki rencana lain, tiba-tiba kita mendengar beliau kritis dan akhirnya Allah memanggilnya, meninggalkan kita semua untuk selama-lamanya. Selamat jalan sahabat.

Semoga beliau diampuni segala dosanya, diterima segala amal baiknya, dilapangkan kuburnya, dibukakan pintu sorga dan dikumpulkan bersama-sama orang-orang yang baik disisi-Nya. Amin Ya Robbal Alamin.  (Sadhono Hadi; dari grup WA-BPTg)-FR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close