Brilio.net-Mi instan jadi menu favorit banyak orang. Sampai2 ada yang tak bosan mengonsumi tiap hari. Selain murah, mi instan ini juga sangat simple membuatnya. Seiring kepopulerannya di kalangan banyak orang, kerap muncul perkataan bahaya dari mi instan ini, tanpa penjelasan yang jelas.
Sering muncul pertanyaan, berapa kali mengonsumsi mi instan ideal atau tidak berbahaya bagi pencernaan. Dokter Dyah Novita Anggraini, melalui situs konsultasi kesehatan online Klik Dokter menjawab pertanyaan tersebut. Berikut brilio.net rangkum jawaban tersebut, Kamis (27/4).
Pada dasarnya mi instan itu:
1-Memilki bahan dasar tepung terigu (gandum) yang termasuk di dalam golongan bahan berkarbohidrat sehingga dalam beberapa keadaan bisa menggantikan nasi, untuk jadi sumber tenaga.
2-Tapi, yang kurang dari mi, kandungan seratnya minim. Padahal makanan berserat jauh lebih baik karena makanan tidak berserat akan diserap dan dijadikan lemak sehingga memudahkan orang menjadi obesitas. Obesitas dapat merembet ke penyakit2 seperti sumbatan jantung dan diabetes melitus.
3-Ada yang perlu diwaspadai yaitu kandungan MSG dalam bumbu2 mi. MSG mi mengandung bumbu pengawet yang menyebabkan alergi. MSG dalam penelitian2 disebutkan jika dikonsumsi terlalu sering menyebabkan penyakit. Jadi sebaiknya bila membuat mi gunakan bumbu yang dibikin sendiri.
Nah, menurut dokter Novita, mi instan bisa dikonsumsi dengan cara :
1-Frekuensi sekitar 3 – 4 kali perminggunya.
2-Disarankan memasak mi dengan menambah penganan2 lain di dalamnya sebagai sumber serat seperti wortel, kol, sawi atau bahan berprotein seperti telur, udang atau ayam.
Prinsip utamanya agar mengkonsumsi makanan secara tidak berlebihan dan bervariasi agar kebutuhan nutrisi tubuh terpenuhi dengan seimbang. Irwan Khoiruddin; https://www.brilio.net/kesehatan/berapa-kali-seminggu-kamu-boleh-makan-mi-instan-ini-penjelasan-dokter-170427m.html)-FatchurR