Ngluwari janji (memenuhi janji) kepada cucu, pagi sabtu kuajak dia kepasar Cihapit Bandung. Pasar ini, salah satu pasar yang lama dikota Bandung berada dibelakang bangunan bangunan toko gaya arsitektur Cina kuno depan Polsek Cihapit.
Sekarang tanpa merubah keontetikannya, sudah dikembangkan jadi pasar tradisionil modern, bersih rapi dan nyeni. Komoditinya tetap, ada sayuran, (kluwih), daging dsb. Dan dibagian lain ada warung minum kopi, warung masakan sunda-jawa termasuk warung legenda sejak zaman bung Karno mahasiswa ITB.
Pemilik bu EHA yg masih jagjag-segar ikut menunggu sambil berbincang sesekali dengan tamu. Betul terasa sekali suasana merakyat dan nikmat. Tamunya, mangalir bergantian, dari yang tua sampai generasi muda dengan celana celana pendeknya. Maklumlah mereka kebanyakan keluarga muda Cina.
Inilah yang bikin aku bangga, biar didalam pasar, tapi ternyata dikenal luas berbagai kalangan. Anak istri dan cucuku menikmati makan siangnya dengan menu sunda. Sedangkan aku sendiri pesen nasi sambal goreng krecek dari warung gudeg sebelah warung bu Eha.
Dan yang luar biasa kali ini, (jangan ribut), setelah beberapa waktu yang lalu, ketemu Ridwan Kamil makan siang disini, hari ini saya beruntung ketemu p Ketua kita dengan ibu, asyik makan lotek Cihapit. Hampir ku jepret gambarnya, tapi nggak etis takut mengganggu privasi beliau, jadi kubatalkan. Hayo opo ora hebat ? (Soenarto SA; dari grup WA-VN)-FR