P2Tel

Opini tentang penggabungan Dapen dan Yakes

Saya mencoba merangkum komunikasi bisik2 dari grup WA Viva Nusantara : Sahabat,  Sekali kali kita bicara agak serius,  nggak apa2 ya tentang Wacana penggabungan YAKES ke DAPENTEL.
Berbicara tentang misi, tampaknya keduanya punya kesamaan yang kental, yakni  melayani pensiunan.
DAPEN tentang kesejahteraan financial dan YAKES  berkaitan dengan masalah  kesehatan Pensiunan.
Namun kenyataannya kita tau bahwa dalam mengelola dana, DAPEN berpeluang lebih luas dan lebih pantas bidang investasinya, seperti perhotelan, properti,  perbankan dsb.
YAKES, agak aneh bila mengelola diluar core bisnis selain layanan kesehatan. Karenanya seolah  ada keterbatasan bila full mandiri. Karena obyeknya sama, seandainya digabung mungkin ada sinergi yang lebih baik lagi bagi peningkatan kesejahteraan pensiunan, khususnya dalam hal pembiayaan perawatan/ pengobatan,  disamping pembinaan kesehatan kehidupannya.
Mungkin ada pendapat dari para sahabat, kita diskusikan misal tentang untung rugi, bagaimana menyikapi program BPJS bagi pensiunan Telkom,  tanpa menurunkan kualitas pelayanan dan bagaimana pula dengan status  Pensiunan yang sudah bukan lagi sebagai peserta DAPENTEL karena mengambil program MPS tapi masih berhak faskes Yakes. Silakan, tetapi ingat,  tetap SERSAN (Soenarto SA)-FR
*Dapen(D) dapat fasilitas perpajakan, Yakes(Y) tidak.

D sangat diatur dan dilindungi , Y kurang.

Sekarang: D boleh mengelola Kesehatan pensiunan dan pesangon. Jadi  penggabungan itu peluang bagi Telkom untuk sinerji dan mengoptimalkan invest dana Kes  sehingga Telkom bisa lebih hemat. Tapi itu tentunya bagi peserta Dapen dan Yakes.   (Toto Subiyanto Ex Dapen)-FR
* Yakes mengurusi kesehatan pensiunan dan pegawai aktip Telkom. Dapentel khusus ngurusin (bukan membuat kurus) pensiunan Telkom saja. Sessuai UU seluruh WNI harus mendapat jaminan pelayanan yg sama dan implementasinya melalui BPJS kesehatan. Saat Yakes sosialisasi ke Cirebon bulan lalu saya tanyakan apkh kalau 2019 nanti peg aktip dan pens dah masuk BPJS apakah Yakes tutup?,

 

Ternyata tidak. Walau jaminan kesehatan pegawai dan pensiunan dan keluarga sudah masuk BPJS tapi Yakes tetap harus ada untuk menanggung biaya kesehatan diluar plafon BPJS (masyarakat harus nanggung sendiri biaya perawatan diluar plafon BPJS). Begitu tambahan bhn diskusi. (Murjanto)-FR
*Pelayanan Yakes sampai saat ini bagus, karena kita para pensiunan frekuensi dan jenis penyakit lebih meningkat dari saat masih aktif, kami berharap Yakes tatap exis, karena pada pembatasan obat lebih baik, Info pak Mur menenangkan kami pensiunan yang MP kecil, kalau bayar obat dengan MP, untuk makan dan keperluan lain tidak cukup, tks pak Totok, Narto, Pras. (Alchairi 43)-FR
P Nizum mungkin bisa cerita yang lebih spesifik kaitan Yakes dengan BPJS. Selama ini pelayanan lebih bagus dengan Yakes. Sedang BPJS itu program pemerintah yang harus diikuti semua komponen. Untuk saling mendukung kepentingan pelayanan tentu ada solusi bersama agar tidak ada penurunan kualitas sebelumnya.
Dengan ide penggabungan mungkin benar kata p Totok bahwa Telkom lebih hemat. Bagi Yakes sendiri juga akan lebih fokus kepada pelayanan. Sementara DAPENTEL juga bisa lebih mengembangkan investasinya, terutama berkaitan dengan bisnis dibidang kesehatan dsb. (Soenarto SA)-FR
*Info yang saya tau BPJS itu wajib jadi kita wajib menjadi pesertanya, karena faskes kita (para MP)  dijamin oleh Telkom cq Yakes maka kita akan didaftarkan dan ditanggung Yakes pendanaannya. Benar seperti yg disampaikan pak Murjanto.

 

Pelayanan Yakes tetap ada  yang bersinergi dengan pelayanan BPJS tapi faskes kita tetap dalam  artian kualitasnya seperti pelayanan yang dilakukan Yakes sekarang. Wacana penggabungan Dapentel dan Yakes ini bagus. Karena ini bisa lebih fokus satu bidang fokus mengurus masalah pengembangan dan pengelolaan dana yang satu bidang lagi fokus pada pelayanan kesehatan. (Nizum Ex Manar Yakes)-FR
Itulah hasil diskusi yang muncul di grup WA-VN)-FR.

Tulisan Lainnya :

Exit mobile version