Jakarta-Membangun infrastruktur kelistrikan menerangi desa2 di pedalaman Maluku-Papua pekerjaan penuh tantangan. Medan yang dilalui berat, infrastruktur minim, sulit menjangkau desa2 yang belum berlistrik. Direktur Perencanaan PLN, Nicke Widyawati, mengungkap lokasi desa2 terpencil yang dilistriki tak jelas.
Petugas PLN harus mencari di tengah hutan dan pegunungan mengecek langsung. “Kami belum tahu penduduk ada di mana saja dan berapa banyak. Ini perlu survei fisik. Kami naik gunung dulu, belum tahu ada berapa orang di sana (desa terpencil yang harus dilistriki). Kini datanya semua ada,” ujar Nicke, dalam diskusi di Kemen-BUMN, Jakarta (15/5/17).
Untuk membangun pembangkit dan jaringan listrik di desa terpencil itu, PLN harus angkut material lewat medan berat. Misalnya mengangkut tiang listrik ke pulau2 kecil di Maluku yang belum memiliki pelabuhan, PLN harus menghanyutkan tiang ke laut, lalu ditarik dengan tali oleh orang2 di darat.
“Tiang kan enggak bisa merapat karena enggak ada pelabuhan. Jadi ditarik orang ke darat, dibawa ramai2. Tiang per tiang diangkut pakai tali,” tutur Nicke. Lalu menancapkan tiang2 listrik, kadang ada batu karang yang keras di bawah tanah. “Pas digali, di bawahnya karang. Dipecah manual karangnya. Effort-nya luar biasa”.
Desa2 tak berlistrik umumnya belum punya jalan untuk perhubungan. Jaringan komunikasi. PLN pun harus membangun jalan dan sarana komunikasi. PLN menggunakan Vsat dan SSB untuk komunikasi ke desa2 terpencil. Ini penting agar pembangkit dan jaringan yang dibangun dapat dipantau. Operator PLN di sana bisa terus berkomunikasi dengan PLN di pusat.
“Betapa berat medan di sana. Otomatis antar desa itu kita yang bangun jalannya. Setelah dibangun harus ada sarana komunikasi. Kita kerja sama dengan Vsat dan SSB. Kita bangun infrastruktur IT untuk memudahkan kita monitoring,” kata Nicke.
“Kalau kita enggak bisa komunikasi, jika ada kerusakan tak bisa dilakukan perbaikan. Kinerja pembangkit, sistem perlu kita monitor terus. Kita tidak cukup membangun pembangkit saja, tapi kesinambungannya. Kita harus bisa memantau kondisinya, kapan harus dilakukan pemeliharaan,” dia menambahkan.
PLN pun perlu merekrut dan melatih masyarakat lokal dijadikan tenaga kerja yang ikut mengoperasikan pembangkit listrik. Ini dilakukan supaya masyarakat setempat mau ikut menjaga infrastruktur kelistrikan yang sudah dibangun PLN.
“Kami menggunakan tenaga kerja lokal, sehingga menciptakan lapangan kerja. Agar mereka punya sense of belonging juga,” tutupnya. (mca/wdl; Michael Agustinus; https://m.detik.com/finance/energi/d-3501746/tembus-laut-dan-gunung-pln-terangi-pelosok-maluku-papua?utm_source=whatsapp)-FatchurR