Maluku Tengah-PT PLN melaksanakan groundbreaking pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Tulehu kapasitas 2 x 10 MW di Desa Suli dan Tulehu, Kab-Maluku Tengah, Maluku. Ini proyek panas bumi alias ‘harta karun energi’ ke-1 di Maluku.
Groundbreaking PLTP Tulehu dihadiri oleh Direktur Bisnis Regional Maluku-Papua PLN Haryanto WS, Direktur Perencanaan Korporat PLN Nicke Widyawati, Direktur Panas Bumi Kementerian ESDM Yunus Saefulhak, Wagub Maluku Zeth Sahuburua, dan Anggota Komisi VII DPR Mercy Barends.
PLTP Tulehu diharapkan dapat beroperasi secara komersial (Commercial Operation Date/COD) pada 2019. Dibangun di atas lahan seluas 1.920 Hektar, pembangkit panas bumi ini akan memperkuat sistem kelistrikan di Pulau Ambon yang sampai saat ini masih bergantung pada pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) sebesar 61,9 MW. Sementara beban puncak di Ambon sebesar 54 MW.
Direktur Panas Bumi Kementerian ESDM, Yunus Saefulhak, mengungkapkan listrik dari PLTP Tulehu sebesar 20 MW alias 20 juta Watt (W) itu cukup untuk 40.000 pelanggan listrik rumah tangga 450 VA. “Ada 40.000 keluarga yang bisa terlistriki dari PLTP Tulehu kalau 1 rumah 450 VA. Dan ini listriknya berkelanjutan,” kata Yunus saat groundbreaking PLTP Tulehu (20/6/17).
Ia menambahkan, panas bumi adalah energi ramah lingkungan yang tidak menimbulkan polusi dan kerusakan. Malahan kelestarian hutan di sekitar PLTP harus dijaga agar energi panas bumi tidak hilang. Sebab, hutan di sekitar PLTP menyimpan air untuk dijadikan uap panas bumi.
“Kalau PLN ingin uapnya terus ada, hutan di sini harus dijaga. Jadi tidak usah khawatir, sudah pasti akan menjaga lingkungan. Ini energi yang ramah lingkungan,” ujar Yunus. Direktur Perencanaan Korporat PLN, Nicke Widyawati, mengatakan proyek PLTP Tulehu menciptakan lapangan pekerjaan untuk penduduk di Pulau Ambon, khususnya di sekitar pembangkit.
Untuk pengeboran 4 sumur panas bumi tahap pertama, PLN menyerap 300 tenaga kerja, minimal 85 orang di antaranya penduduk lokal Desa Tulehu dan Suli. “Terkait serapan tenaga kerja, untuk pengeboran ada 300 orang yang bekerja di area ini. 85 orang minimal berasal dari masyarakat di sini, Tulehu dan Suli,” ucapnya.
Sementara itu, Direktur Bisnis Regional Maluku-Papua PLN, Haryanto WS, membeberkan bahwa PLTP Tulehu bakal menghasilkan listrik murah. Biaya Pokok Penyediaan (BPP) listrik dari pembangkit panas bumi ini hanya sekitar Rp 1.000/kWh.
BPP ini jauh lebih rendah dibanding BPP rata2 di Maluku yang Rp 1.600/kWh. Artinya, PLN memperoleh efisiensi Rp 600/kWh jika PLTP Tulehu sudah memproduksi listrik. “(Biaya produksi listrik PLTP Tulehu) Sekitar Rp 1.000/kWh, jauh dibanding BPP lokal di sini yang Rp 1.600/kWh,” tutupnya.
Jadi selain bisa melistriki ribuan rumah di Pulau Ambon, PLTP Tulehu juga menciptakan lapangan kerja untuk penduduk lokal, ramah lingkungan, sustainable, dan listriknya murah. (mca/dna; Michael Agustinus; https://finance.detik.com/energi/d-3537158/proyek-harta-karun-energi-bisa-terangi-40000-rumah-di-maluku)-FatchurR