P2Tel

Jaga kebersihan dari masjid ke masjid diganjar ke tanah suci

Jakarta-Romadiyanto pelopor sebuah organisasi yang dinamakan Gemas atau Gerakan Membersihkan Masjid sejak tahun 2014. Ia bentuk organisasi ini karena melihat keprihatinan kondisi masjid2 atau musala di Jakarta. Karpet berdebu, tempat wudu berlumut, lantai kotor dan halaman kurang terawat.

Kondisi masjid jadi kurang nyaman. Sehingga jemaah enggan berkunjung beribadah di rumah Allah. Sebagian orang menganggap, menjaga dan merawat kebersihan masjid adalah tanggung jawab takmir atau marbot. Namun, bagi Romadi, membersihkan masjid itu tanggung jawab semua umat muslim, termasuk dirinya.

Sejak itu ia mulai mengajak teman2nya bergotong royong membersihkan masjid dan idenya disambut antusias oleh mereka. Seperti di Sabtu yang cerah itu, Masjid Nurul Amal, di kawasan Pondok Kopi, Jakarta Timur dipilih berdasarkan rekomendasi salah satu anggota Gemas.

Ada yang menggulung karpet, menyapu lantai, mengepel lantai, membersihkan kipas angin, jendela, tempat wudu, kamar mandi dan mengecat tembok bagian luar masjid. Kegiatan sosial ini secara ikhlas dan sukarela. Tanpa dipungut biaya alias gratis. Peralatan yang digunakan berasal dari sedekah relawan.

Romadi dibantu sahabatnya, Nurdin, juga membuat inovasi alat membersihkan karpet. Sejak 2015, alat ini terus berkembang. Agar hasilnya lebih maksimal, alat ini telah menggunakan mesin dinamo. Sehingga biasa bekerja lebih efisien, cepat dan hemat energi.

Setelah dirakit, ujung karpet dijepit dengan penjepit khusus. Lalu mesin karpet siap melaju cepat. Sekarang relawan Gemas sudah ada sekitar 300 anggota dan rutin membersihkan masjid secara bergantian setiap hari Sabtu dan Minggu. Gemas kini sudah membersihkan 50 masjid di Jabodetabek.
“Sebelum mendirikan Gemas, Saya mulai kegiatan sosial dalam acara car free day di kawasan Sudirman, Jakarta. Saya bersama relawan memungut sampah sampai Bundaran HI. Alhamdulillah, anak saya yang terkecil kerap ikut membantu. Ia tak malu ambil sampah di kerumunan orang” ujar Romadi bangga.

Romadi tinggal di rumah sederhana di kawasan pemukiman padat Grogol Jakbar. Rumah yang ditempati  ini pemberian dari pimpinan tempat istrinya bekerja. Ia diberi kepercayaan menjaga dan memelihara rumahnya sampai batas waktu yang tidak ditentukan.

Selain kegiatan Gemas, Romadi yang lulusan SMP ini otodidak membuat web design. Biasanya web personalisasi masjid, pemuka agama, toko online serta organisasi. Bayarannya berdasarkan sukarela. Cukup untuk menambah penghasilan sehari hari.

Selain web, Romadi membuat buletin dakwah yang dibagikan untuk jemaah salat Jumat. Ia berharap umat muslim mendapatkan informasi lebih banyak lagi mengenai agama. Romadi juga menjadi badan pengawas dalam Yayasan Mualaf Center sejak tahun 2010. Ia aktif mendampingi mualaf.
Hari itu, ketika sedang memberikan kajian, Romadi mendapat berita yang tak pernah disangkanya. Tim Kain Ihram Trans7 mengabarkan ia terpilih berangkat umrah ke tanah suci. Baginya ini hadiah terindah yang penuh berkah dari Allah. Alhamdulillah.

Labbaik Allahumma Labaik. Di Masjidil Haram, akses ke atap Masjidil Haram bisa dilakukan dari Gate 91. Tak usah susah payah dan kelelahan naik anak tangga. Di gate ini disediakan eskalator berjalan  sampai di atap masjid. Masyallah, Beginilah petugas membersihkan Masjidil Haram, di Makkah, Saudi Arabia.

Yaa.., Masjidil Haram menjadi tujuan puluhan jutaan umat Islam dari berbagai penjuru dunia, untuk melaksanakan ibadah umrah dan haji. Bukan perkara yang mudah membersihkan masjid terbesar di dunia ini.

Masjid yang jadi tujuan jutaan umat Islam untuk umrah dan haji, sudah diperbesar. Kini luasnya hampir 400 ribu m2. Sedangkan, 17 ribu m2  nya wilayah maktab di sekitar Kakbah. Perluasan masjid hingga kini dilakukan pemerintah Arab Saudi, agar mampu menampung puluhan juta umat Islam beribadah.

Pemerintah mempekerjakan 200 staf kebersihan, 2.700 pekerja kebersihan dan 360 petugas kontrol dan supervisor. Pejuang kebersihan bekerja membersihkan secara shifting, selama 24 jam. Kebersihan masjid dijaga tetap suci dan bersih. Sehingga, jemaah nyaman melaksanakan rangkaian ibadah.

Hebatnyaa.., masjid dibersihkan menggunakan peralatan canggih. 40 sampai 50 pekerja dikerahkan untuk menembus kerumuan ribuan orang yang sedang bertawaf mengelilingi Kakbah.

Pekerjaan ini bisa dibilang bukan pekerjaan ringan. Apalagi ketika lantai yang sudah bersih langsung diinjak kembali oleh ribuan orang. Setelah Majidil Haram, kini tiba saatnya menuju Madinah dan berkesempatan menuju Masjid Quba.
Nama Masjid Quba diambil dari telaga di Madinah. Setelah masjid berdiri, Rasul jadi imam ketika melaksanakan salat berjemaah bersama sahabatnya, yang kiblatnya menghadap ke Masjid Al Aqsha, di Palestina. Meski interiornya sederhana, Masjid Quba jadi contoh masjid yang didirikan di kemudian hari.

Masjid ini berbentuk persegi-4, dengan luasnya 5000 m2. Di tengah ruangan Masjid Quba terdapat ruangan terbuka yang disebut sahn. Di ruangan sahn juga terdapat sebuah sumur tempat berwudu.

Cahaya matahari dan udara dapat masuk dengan leluasa. Kebersihan di dalam masjidpun terjaga. Romadi tergerak untuk membersihkan karpet di dalam masjid. Niat baik yang dilakukannya ini agar para jemaah dari berbagai penjuru dunia merasa lebih nyaman untuk beribadah.

 

Kisah lengkap pelopor Gemas Romadiyanto yang dapat hadiah Umroh pada program “Kain Ihram” telah ditayangkan di Trans7. (nwk/nwk; Melly M; https://news.detik.com/berita/d-3526186/menjaga-kebersihan-dari-masjid-ke-masjid-diganjar-ke-tanah-suci)-FatchurR

 

Foto: Romadiyanto, pelopor Gerakan Membersihkan Masjid (Gemas) dan pendamping mualaf di Yayasan Mualac Center (Andri S-Anggoro M/TRANS7

Tulisan Lainnya :

Exit mobile version