Jakarta-Ada beberapa kebiasaan yang disebut bisa memicu saraf terjepit. Misalnya kebiasaan memutar punggung dan mengangkat beban berat. Menurut dr Andri Primadhi, SpOT, saraf terjepit di dunia medis dikenal sebagai HNP alias Herniated Nucleus Pulposus.
Kondisi ini terjadi penonjolannya materi nucleus pulposus (bagian dari diskus atau bantalan antar ruas2 tulang belakang) ke jaringan sekitarnya. “Ini akibat ada semacam robekan. Rasa nyeri diakibatkan oleh robekan itu, juga karena struktur saraf terjepit oleh penonjolan itu” tutur dokter Divisi Foot and Ankle Departemen Ortopedi dan Traumatologi FK Unpad kepada detikHealth.
Struktur saraf yang terjepit oleh penonjolan ini disebutkan dr Andri bisa disebabkan proses penuaan. Seiring penambahan usia, biasanya kandungan air pada bagian ini berkurang, efeknya diskus akan menjadi lebih regas dan mudah terjadi robekan.
“Selain itu, proses ini dapat juga dipengaruhi oleh faktor fisik, misalnya sering mengangkat barang berat dengan bertumpu pada otot punggung. Bukan pada otot-otot paha atau tungkai. Bisa juga karena gerakan tertentu, seperti memutar punggung,” imbuh dr Andri.
Kegemukan juga bisa menjadi salah satu penyebab HNP. Sebab orang dengan berat badan berlebih biasanya akan menerima tekanan lebih banyak pula pada diskusnya.
Sebelumnya dr Muki Partono, SpOT, dari RS Pondok Indah (RSPI) pernah menuturkan duduk dengan postur salah, misalnya membungkuk, juga bisa memicu HNP. Beban berlebih akibat postur keliru ini lama-kelamaan membuat bantalan tulang rusak dan menonjol keluar, sampai akhirnya menekan saraf.
Faktor pemicu HNP lain yakni kurang minum air putih sampai dehidrasi. dr Muki menjelaskan bantalan tulang belakang terdiri dari protein dan air. Oleh karena itu ketika seseorang alami dehidrasi kurang minum air maka dirinya berisiko mengubah struktur tulang belakang. (ajg/vit; Ajeng Anastia Kinanti; https://health.detik.com/read/2017/05/23/135911/3509239/763/sering-memutar-punggung-dan-angkat-barang-berat-bisa-picu-saraf-terjepit)-FatchurR