(Saya nggak tahu harus bagaimana)-Dihari lebaran kemarin, aku berkunjung ke tetangga kampung.
Dia baru kena PHK, hidupnya sederhana, dan anaknya masih kecil2. Ya pokoknya prihatinlah. Dihari lebaran ini bersamaan dengan kedatanganku, juga ada dari keluarga lain.
Mungkin karena kebaikan budi pekerti penghuni rumah, dalam keadaannya itu banyak yang ikut sympati. Ada beberapa orang yang langsung memberi amplop shodaqoh langsung keanaknya, persis didepan mata ayahnya. Aku sendiri merasa ada yang tidak pas karena cara pemberian itu.
Ketika tamu sudah pulang dan tinggal berdua denganku, dan karena dekat dan akrab, tetanggaku ini curhat. Kami memang sedang prihatin pak, tetapi sesungguhnya bukan ingin dikasihani. Pemberian shodaqoh ke anak kami tadi justru membuat kami orang tuanya jadi malu dan khawatir, kalau kemudian hari anak kami terbiasa dan jadi mengharapkan pemberian orang.
Apa nggak ada cara lain yang tak merusak mental anak anak, tanyanya. Saya merenung, maksudnya baik ternyata tidak mengena. Tapi nggak tau harus bagaimana. Mungkin ada sahabat yang bisa beri solusi? Apa itu termasuk istilah jawa :”ngono yo ngono tapi ojo ngono?” (Soenarto SA; dari grup WA-VN)-FR