Masih soal korupsi dan bagaimana cara kita harus menyikapi hiruk-pikuk politik di negeri ini. Batin saya sering bertanya: Adakah yang salah dalam cara kami berdoa ya Allah, padahal seluruh bangsa kami adalah bangsa yang sangat agamis.
Bagaimana cara terbaik dalam menyikapi musibah yang terus saja menimpa bangsa kami, padahal umur adalah modal yang tak ternilai dan jika nyawa melayang tidak lagi bisa kembali? Perlukah bangsa ini segera melakukan taubat nasional.
Taubat dari segala perbuatan dosa, mengakui dosa, menyesali dosa, meninggalkan perbuatan dosa, dan bertekad untuk tidak mengulanginya? Sudahkah hati bangsa ini memiliki keterbukaan untuk menerima sinyal-sinyal peringatan dari Allah, sehingga bisa membukakan pintu hidayah bagi kita?
Sudah cukupkah ikhtiar bangsa kita untuk bisa melepaskan diri dari berbagai krisis, serta bagaimana gambaran perilaku bangsa kita dalam mewarnai corak kehidupan di negeri yang subur makmur, gemah ripah loh jinawi ini?
Sudahkah semua aspek yang menyangkut kehidupan umat dijalankan sesuai tatanan kehidupan yang benar, jujur, disiplin, peduli, dan bertanggung jawab, kepada sesama manusia, kepada alam dan isinya, serta kepada Tuhan Sang Pencipta? Itulah sederet pertanyaan yang harus kita cari jawabannya.
Bisa kita analisis dari berbagai aspek, antara lain aspek perilaku masyarakat dan perilaku para penguasa, aspek sosial, ekonomi, lingkungan, hukum, budaya, dan aspek keagamaan. Itu barangkali …? (Muchtar AF; dari grup WA-VN)-FR