P2Tel

Membakar Uang (FE 046)

Mercon dar der dor di desa jauh lebih ramai dari di kota. Jalan2 desa di kecamatan Tempel, Jogja pada hari2 lebaran banyak dikotori sobekan kertas bekas petasan. Tak heran Bpk KH Slamet Rahardjo, prihatin dan dalam khotbah Ied-nya menyesali, berapa uang kita bakar memuaskan nafsu telinga.

Tanpa sadar, bukan hanya di desa, tapi di-mana2, kita “membakar” uang jauh lebih dahyat. Ketika anda membuka tulisan ini di WA, berapa banyak gambar dan video yang anda terima? Dua? Tiga? Katakanlah setiap hari saya menerima 40 gambar video-clip  dan saya hanya buka separonya, 20 video saja.

Setiap video beragam band-widthnya, 800 kBit utk video singkat, 5 Mbit utk feature singkat, 10 Mbit utk lagu dan lebih 12 Mbit untuk education clip. Saya ambil rata-rata, 5 Mbit  saja. Jadi untuk membuka kiriman video, dalam satu hari saya menghabiskan 20 x 5 = 100 Mbit.

 

Saya memiliki 12 WA grup, dari yang hanya 20 anggauta sampai yang lebih dari 200 members. Bila video ini bagus, saya akan share, katakan hanya 2 video dan 5 grup, atau saya tambah lagi mengkonsumsi  2 x 5 x 5 Mbit, atau 50 Mbit. Jadi untuk urusan video saja, hp saya sudah memakan 150 Mbit per hari.

Bila ada 10% saja dari seluruh pelanggan selular di negeri ini yang berkarakter seperti saya, ada 30 juta pelanggan tiap hari menghabiskan 10 juta x 150 Mbit atau 1,5 juta Gbit per hari. Membakar mercon hanya tiap lebaran, sedang membuka WA hampir tiap hari. Jadi hanya untuk video saja, setiap tahun kita menghabiskan 300 x 1,5 juta, atau 450 juta Gbit.

Tarip per Gbit masing2 operator beragam dan dibungkus dalam paket sangat variatif. Rumit dan kadang tidak masuk akal, mulai dari Rp.45.000,- (Telkomsel extra quota kartu Hallo paket flash) sampai hanya Rp. 5.000,- (Indosat, kartu pra bayar 13 Gbit). Saya ambil yang moderat saja, Rp.10.000,- per Gbit, atau 450 juta  x Rp.10.000,- atau sekitar 4,5 Trilyun rupiah.

Perhitungan saya sudah pasti banyak salahnya, maaf. Tapi bukan main banyaknya uang yang kita “bakar” hanya sekedar memuaskan mata dan telinga. Jadi, saya juga mohon maaf, bila tidak semua video yang anda kirim, saya buka. (Sadhono Hadi; dari grup WA-VN)-FR

Tulisan Lainnya :

Exit mobile version