P2Tel

Presepsi Korupsi (FE 044)

Mendata korupsi jelas tidak mudah, tidak ada yang gembar-gembor: “Eh, saya lagi korupsi nich”. Korupsi itu klandestein, diem-diem, tst (tahu sama tahu, lah), jadi tidak mungkin di data. Lha bagaimana kok konon Indonesia itu di cap negara yang paling korup di dunia.

 

Maaf, itu hanya mythos saja, faktanya yang paling korup adalah Somalia, di pinggiran Sahara, Afrika, itu menurut data Transparency International 2016. Nomor dua terkorup adalah Sudan Selatan, di kawasan yang sama dan nomor tiga terkorup adalah Korea Utara.

Menurut sumber data yang sama, Indonesia itu masih negara terbersih urutan ke 90 dari 176 negara. Indexnya masih 37, dari 0 (korup, rup) sampai 100 (bersih, sih). Baru kali ini Indonesia lebih bersih dari Thailand, Philipina (keduanya urutan ke 101).

 

Alhamdulillah, ada peningkatan walaupun sangat lambat sekali, tahun 2000 index kita masih 19. Tapi menurut Transparency International, 2016, negeri kalau belum melewati index 50 ya masih termasuk menderita korupsi kronis.

Malaysia urutan ke 55, nilai indexnya 49, lha malah turun, 2014 indexnya 52 dan 2015 indexnya 50. Korea Selatan yang tahun 50-an, jaman Sygman Rhee, juga korup, index terakhirnya kini 53, sedikit menurun dari tahun-tahun sebelumnya bertengger diurutan ke 52.

Negeri kecil, Singapore, urutan negara bersih korupsi ke 7, top di Asia, jauh diatas Amerika Serikat (18) dan Jepang (20), index persepsi korupsinya juga tinggi, 84. Tapi, sekalipun Singapore bersih dari korupsi, negeri itu bagaikan berdiri diatas pilar korupsi.

 

Sudah menjadi rahasia umum bahwa, dana koruptor Indonesia banyak parkir disana dan menjadi salah satu penopang ekonomi mereka. Singapore juga “owel” mensepakati perjanjian extradisi dan senang dengan (uang) koruptor Indonesia yang bersembunyi disana. Jadi bolehlah negara itu bersih, tapi bersih yang semu. (Sadhono Hadi; dari grup WA-VN)-FR

Tulisan Lainnya :

Exit mobile version