3-Banyak mengancam
“Adik, jangan naik ke atas meja, nanti jatuh dan nggak ada yang menolong!”
“Jangan ganggu adik, nanti MAma/Papa marah”
Dari sisi anak pernyataan melarang atau perintah dan dilakukan dengan berteriak tanpa kita beranjak dari tempat duduk atau tanpa kita menghentikan suatu aktivitas, maka itu termasuk ancaman. Terlebih ada kalimat tambahan “….nanti Mama/Papa marah”
Anak itu makhluk yang pandai mempelajari pola ortunya; dia tidak hanya tahu pola ortu mendidik, tapi dapat membelokkan pola atau malah mengendalikan pola ortunya. Ini terjadi bila kita sering gunakan ancaman dengan kata2, namun tak ada tindak lanjut atau kita lupa ancaman2 yang kita ucapkan
Kita tak perlu teriak2. Dekati anak, hadapkan seluruh tubuh dan perhatian kita padanya. tatap matanya dengan lembut, perlihatkan ekspresi kita tidak senang dengan tindakan dia. Sikap itu dipertegas dengan kata2 “Sayang, Papa/Mama minta kamu boleh meminjamkan mainan ini pada adikmu. Papa/Mama akan makin sayang sama kamu.”
Tidak perlu ancaman atau teriakan2. Kita bisa menyatakan yang menjelaskan konsekuensi, misal “Sayang, bila kamu tidak meminjamkan mainan in ke adikmu, Papa/Mama akan simpan mainan ini
dan kalian berdua tidak bisa bermain. Mainan akan Papa/Mama keluarkan, bila kamu mau pinjamkan mainan itu ke adikmu. Tepati pernyataan kita dengan tindakan.
4-Bicara tidak tepat sasaran
Pernahkah kita hardik anak dengan kalimat “Papa/Mama tidak suka bila kau begini/begitu” atau “Papa/Mama tidak mau kamu berbuat seperti itu lagi!” Namun kita lupa menjelaskan secara rinci dan dengan baik, hal2 atau tindakan apa saja yang kita inginkan. Anak tidak pernah tahu apa yang diinginkan atai dibutuhkan oleh orang tuanya dalam hal berperilaku.
Akibatnya anak terus coba2 hal baru. Jika banyak percobaan selalu dikatakan salah oleh ortu. Hal ini mengakibatkan mereka berbalik dengan sengaja melakukan hal2 yang tidak disukai ortunya. Tujuannya membuat ortu kesal sebagai bentuk kekesalan yang ia alami (tindakannya selalu salah di hadapan ortu).
Sampaikan tindakan2 yang kita inginkan atau butuhkan saat kita tegur mereka atas perilaku / hal yang tidak kita sukai. Komnikasikan intensif perilaku yang kita inginkan atau butuhkan. Pada saatnya mereka melakukan hal2 atau perilaku yang kita inginkan atau butuhkan , ucapkanlah terimakasih dengan tulus dan penuh kasih sayang atas segala usahanya untuk berubah. Bersambung…….; Tjokroaminoto360; (https://tjokroaminoto360.wordpress.com/2010/08/29/37-kebiasaan-orang-tua-yang-menghasilkan-perilaku-buruk-pada-anak/)-FatchurR