Jakarta-Saraf terjepit adalah kejadian susunan saraf pusat alami tekanan berlebih karena perubahan struktur dari tulang belakang. Pemicunya bisa karena seseorang mengalami cedera atau proses degeneratif alami.
Pada kasus saraf terjepit karena cedera, Sekjen Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI) dr Andi Kurniawan, SpKO, mengatakan umumnya terjadi saat seseorang ber-olahraga. Postur tubuh yang salah menempatkan beban berlebih pada tulang punggung dan mendorong pergeseran yang tak diinginkan.
“Saraf kejepit itu bisa karena OR misalnya angkat berat yang terlalu berlebihan, terus teknik bernapasnya kurang, tidak pakai safety belt itu bisa,” kata dr Andi ketika ditemui pada pemaparan Survey Kesehatan Wanita Indonesia 2017 di Hotel Intercontinental Jakarta, Jln. Jend. Sudirman, Jakpus (8/3/17).
“Tapi treatmentnya juga bisa dengan OR. Otot punggung harus dilatih lebih kuat supaya tulang belakang bisa lebih stabil. Karena dia kan menopang ruas tulang belakang supaya dia tidak bergeser (lebih jauh -red) menekan saraf,” lanjut dr Andi.
Olahraga yang dianjurkan untuk para pasien saraf terjepit adalah latihan2 otot punggung dan otot inti. Berenang disebut dr Andi contoh yang bagus dari jenis olahraga tersebut karena bisa menstimulasi otot tanpa menempatkan beban berlebih pada tulang punggung.
OR yang harus dihindari adalah olahraga yang menempatkan beban pada punggung seperti misalnya mengangkat beban atau golf. Putaran mendadak pada tulang punggung yang terjadi ketika mengayunkan stik golf dapat semakin memperparah kondisi saraf terjepit.
“Berenang itu bagus karena dia non-weight bearing artinya tak membebani tulang. Ketika berenang karakteristiknya itu otot2 punggung bekerja berkontraksi sehingga dia melatih kondisi tulang belakang” pungkas dr Andi. (fds/vit; Firdaus Anwar; https://health.detik.com/read/2017/03/09/093009/3442135/763/olahraga-untuk-pasien-saraf-terjepit)-FatchurR