P2Tel

Dingklik (FE 052)

Susah saya menemukan padanan kata Dingklik dalam bahasa Indonesia, tapi akan saya jelaskan secara menyeluruh agar anda paham, begini  : Dalam tataran ontologi, dingklik terbuat dari potongan kayu2 bekas yang kadang tanpa diserut, dipaku disana-sini.

 

Dia kuat, harus terbuat dari kayu kelas satu, kayu jati, kayu mahoni, kayu nangka atau kayu kamper. Kekuatan dingklik lebih diutamakan dari aspek artistiknya. Dari tataran epistemologi, dingklik termasuk perabot rumah tangga. Tidak perlu dibuat oleh seorang tukang kayu, almarhum kakek saya di Malang dulu memiliki banyak dingklik yang dibuat beliau sendiri.

 

Saya kagum sekali, beliau krek-krek menggergaji, memotong, kemudian dag-dog, memaku dan dalam waktu yang singkat jadilah dingklik itu. Karena kecil dan pendek, saat saya kecil, suka mendudukinya. Dari tataran aksiologi, dingklik dibuat untuk tempat duduk, tapi terlalu mewah untuk disebut kursi.

Dingklik juga tidak setinggi kursi, dia memang berfungsi menahan pantat yang menduduki, tapi sekedar hanya agar orang tidak jongkok. Dingklik sangat dibutuhkan, apalagi bagi orang yang tambun. Dengan Dingklik ia tahan duduk berjam-jam, sedang jongkok paling hanya beberapa menit saja.

Dingklik adalah perabot kelompok marginal. Tempatnya hanya di sudut dapur, tempat cuci baju, di halaman, kehujananpun dibiarkan wong hanya dingklik. Nah, harapan saya, sekarang anda tahu apa itu dingklik. Saya bisa mulai ke inti tulisan saya. Begini :

 

Entah dapat firasat apa, istri saya mengecat dingklik. Ia memakai cat dasar yang biasanya saya pakai untuk mengecat kanvas lukisan. Melihat itu, saya jadi iseng, dingklik tadi saya lukis. Lumayan, dingklik menjadi sedikit lebih cantik foto. Tapi saya tetap sangsi, apa dengan itu ia bisa naik kelas? Dingklik ya tetap dingklik. (Sadhono Hadi; dari grup WA-BPTg)-FR

Tulisan Lainnya :

Exit mobile version