P2Tel

Tel U Raksasa Pendidikan Baru(3)-ME 016

Tiba2 angin hangat menerobos melalui pintu ruang rapat Direksi yang terbuka, Sekretaris Dirut, Ibu Ida, membuka pintu dan masuklah petugas membawa suguhan rapat, 3 buah nampan berisi buah2an segar. Sesaat rapat jeda, pak Nas menghentikan bicaranya sejenak.

 

Kemudian petugas berlalu meninggalkan ruang rapat. Karpet berwarna biru tua itu cukup tebal untuk meredam suara langkah mereka. Pak Nas kemudian melanjutkan  pendapatnya,

“Kita sudah punya sekolah PAMTK, SMA plus tiga tahun”, kata pak Nas,

“Lulusannya hebat2. Kreatif. Merekalah yang ujung tombak kita dilapangan”, lanjut pak Nas

 

“Tapi mereka Bintara. Kita tidak punya seperti AMN, yang mencetak perwira. BcTT, BcAT itu sudah lama setop, lama, tahun tujuh puluhan”, sambung pak Nas.

“Kita punya MBA Bandung, tapi itu bukan tenaga teknik. Kita tidak bisa mengandalkan hanya dari ITB, ITS, UI atau fakultas teknik lain. Kita harus mencetaknya sendiri”, lanjut pak Nas bersemangat.

 

“Lha kan sekarang kan tidak boleh lagi bikin Akademi?”, tukas pak Cacuk.

“Yang tidak boleh itu Departemen pak, kita kan bukan Departemen. Kita Perusahaan, kita punya Yayasan Pendidikan. Apa bedanya dengan yang lain?”, jawab pak Nas.

 

Beberapa hari kemudian, pak Nas meluncur ke kawasan Jakarta Selatan. Jalan Fatmawati masih belum seramai sekarang, sepi dan banyak pepohonan hijau. Jalan TB Simatupang, masih jalan tunggal dan belum terbelah Tol.

 

Mobilnya menyeberang belok kanan masuk ke kantornya Prof.Dr.Andi Hasan Walinono, Sekjen/Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Depdikbud. Pak Nas, membawa misi dari Rapat Direksi untuk mendirikan Sekolah Tinggi Telekomunikasi. (Sadhono Hadi; dari grup WA-VN)-FR

(bahan dari Pak AA Nasution), (bersambung)

Tulisan Lainnya :

Exit mobile version