Sekarang inyong coba soroti korelasi antara gempa bumi yang terjadi tanggal 15/12/17 dari sudut pandang berbeda dengan kebijakan pemerintah. Begini critanya. Kebijakan pembangunan yang tidak memperhatikan aspek perlindungan fungsi ekologi seperti :
Pembangunan vila, perumahan mewah dan penggundulan hutan di kawasan perbukitan dan daerah resapan hujan di Jabar, serta bermunculannya kawasan kumuh dan liar di sepadan sungai dan perilaku penghuninya yang suka membuang sampah sembarangan, menyebabkan tertutupnya pori-pori tanah, dan terhalangnya daya serap air hujan ke dalam tanah.
Semua ini berpotensi sebagai penyebab utama datangnya musibah banjir dan tanah longsor di musim penghujan, dan kekeringan di musim kemarau, terutama di wilayah yang dihuni di area yang secara ekologis dan geologis terhubung, seperti di daerahnya pak Muryanto di pantai utara. Apa akibatnya?
Rakyat seperti inyong lah yang harus menerima akibat terbesar dari ekosistem rusak ini. Mereka yang terpaksa tinggal di bantaran sungai atau di lereng2 bukit sekadar menyambung hidup adalah korban pertama dari tiap datangnya banjir atau bencana tanah longsor.
Oleh karena itu, jangan salahkan alam apalagi Allah, jika bencana terjadi. Allah Swt berfirman: _“Karena itu mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat2 yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka.”_ (QS. Al A’raaf [7]:78). Semoga di wilayah kita jangan sampai terjadi.
Simaklah firman Allah Swt : _“Jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, Kami perintahkan pada yang hidup mewah di negeri itu (agar menaati Allah) tapi mereka durhaka, maka sepantasnya berlaku perkataan (ketentuan Kami), dan Kami hancurkan negeri itu se-hancur2nya._ (QS. Al Israa’ [17]:16).
Allah Swt berfirman: _“Jangan kamu membuat kerusakan di bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya, dan berdoalah pada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Rahmat Allah dekat pada orang2 yang berbuat baik.”_ (QS. Al A’raaf [7]:56); _“Kami tiada membinasakan sesuatu negeripun, melainkan ada baginya ketentuan masa yang telah ditetapkan.”_ (QS. Al Hijr [15]:4).
Allah YMK, Dialah yang menurunkan hujan ber-hari2 hingga banjir di mana2. Kalau jadi kehendak Allah, apakah ada yang bisa menghentikannya? Seribu pawang hujan beraksi, hujan tidak akan berhenti. Yakinlah Akibatnya banyak jembatan dan rumah hanjut terbawa banjir.
Kilatan halilintar dan dentuman geledek tiada henti menggelegar, sampai kaca rumah bergetar. Orang yang sedang bermain golf, atau sedang berteduh di bawah pohon, tanpa di-sangka2 bisa tersambar petir. Jika badai dan angin puting beliung menerjang suatu wilayah, maka angin itu mampu merobohkan pohon2 besar dan menyapu ratusan rumah hingga rata dengan tanah.
Banyak perahu, kapal besar tergulung ombak dan tenggelam. Peristiwa ini bukan akibat salah musim, tapi atas kehendak Allah, terjadi akibat dari banyaknya manusia yang tidak peduli dengan ayat2-Nya.
Tidak ada musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah, dan siapa yang beriman kepada Nya niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. At Tghaabun [64]:11);
Pada ayat lain, Allah Swt berfirman: _“Tiada suatu bencanapun menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam Kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Itu mudah bagi Allah.
Kami jelaskan, supaya kamu jangan berduka pada apa yang luput darimu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu, dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri_.” (QS. Al Hadid [57]:22-23). Kalau sudah begini, jel …arep apa maning …? Bener apa kata pak Ade, taubat2 taubaaaat . Tamat… (Muchtar AF; dari grup WA-VN)-FR
[Respon dari SSA : Hehehehe tenang tenang, sabar sabar. Kan Indonesia dikenal sbg daerah yang banyak kegiatan vulkanik, banyak pantai dan banyak mau penduduknya. Semua ber-risiko “bencana” namun disisi lain Indonesia negara yg paling subur dan masyarakatnya paling ramah & agamis.
Itu sebabnya kita harus selalu bersyukur atas segala nikmat Allah ini. (SSA)-FR