Bukan hanya anda, saya juga sudah letih kok menulisnya. Sudah sepuluh seri cerita kakek ini tidak usai2. Sekarang, betul2 seri tulisan saya akan saya tutup. Case akan betul2 closed. Kasihan, kakekpun perlu istirahat.
Gusti Allah Maha Adil, tidak selalu menimpakan keburukan, sebagai cobaan atau ujian, kepada umatnya. Namun Dia memberikan juga hiburan, kebaikan atau keberuntungan yang harus selalu kita syukuri, seperti yang saya (kakek tua ini) alami. Begini runtutan ceritanya,
Pertama, saat saya berangkat ke setasiun Tugu untuk memesan ticket ke Surabaya ini, bersama istri, sekalian dia mengurus pengobatan BPJS di RS Panti Rapih. Kami sengaja berangkat mruput pagi agar semuanya bisa selesai lebih dini.
Saya ajak sarapan
Bukan hanya anda, saya juga sudah letih kok menulisnya. Sudah sepuluh seri cerita kakek ini tidak usai2. Sekarang, betul2 seri tulisan saya akan saya tutup. Case akan betul2 closed. Kasihan, kakekpun perlu istirahat.
Gusti Allah Maha Adil, tidak selalu menimpakan keburukan, sebagai cobaan atau ujian, kepada umatnya. Namun Dia memberikan juga hiburan, kebaikan atau keberuntungan yang harus selalu kita syukuri, seperti yang saya (kakek tua ini) alami. Begini runtutan ceritanya,
Pertama, saat saya berangkat ke setasiun Tugu untuk memesan ticket ke Surabaya ini, bersama istri, sekalian dia mengurus pengobatan BPJS di RS Panti Rapih. Kami sengaja berangkat mruput pagi agar semuanya bisa selesai lebih dini.
Saya ajak sarapan Tahu Kupat Magelang. Saya menemukan tempat jualan yang baru, bersih dan menarik di jalan Gendol. Setelah parkir di tempat yang nyaman dan tidak mengganggu lalu lintas yang lain, kami memasuki warung yang tampaknya masih sepi.
Kesan pertama saat melangkah masuk, terpampang poster besar di dinding, poster resmi dari Pusat atau Pemda, saya tidak ingat, tata cara restoran melayani tamu. Poster itu bagus sekali, petunjuk misalnya kebersihan, rambut pelayan harus rapi, diikat atau digelung dan tidak diurai.
Baju harus bersih dan mengenakan celemek, makanan harus tertutup dan terhindar dari gagguan lalat dan serangga lain dsb. Jadi restoran ini berani mencantumkan misinya dan pelanggan langsung bisa menguji. Ini betul-betul hebat.
Rasa masakannya juga enak. Kuah manis yang mengandung aroma daun salam terasa pas. Tahu putih yang digoreng setengah matang, cukup kenyal, mutu tahu bagus. Boleh juga restoran ini dan saya berani merekomendasikan kepada tamu2 saya. Beberapa detik, setelah saya masuk, ada pengunjung lain, sendirian dan kemudian ada lagi satu keluarga dengan dua orang anak yang masih kecil.
Usai makan, istri saya bangkit dan menuju ke kasir. Terjadi dialog diantara kasir dan istri saya yang saya tidak bisa mendengarnya, namun ia kemudian balik menghampiri saya dengan tersenyum lebar.
‘Gratis pak’, katanya
‘Kita hanya membayar 8 ribu, minumnya’, katanya. Kami memang minum 2 gelas jeruk panas.
‘Lho kok bisa?’, tanya saya keheranan.
‘Ya ini aturan disini katanya. Pengunjung pertama berhak gratis’, jelas istri saya.
‘Alhamdulillah, ya saya doakan laris barokah……’, saya bersyukur.
Keberuntungan kedua, saat tiba di Surabaya, tatkala saya melangkah keluar setasiun untuk mencari taxi, tiba2 sebuah sedan melintas. Dibelakang kemudi, seorang ibu-ibu, melambai memangggil-manggil saya. Tak terduga ternyata ia adik saya sendiri, yang menjemput adik saya yang lain dari Bandung.
Rupanya Allah SWT sudah mengatur, saya berlama-lama antri ticket dan menyantap rawon agar dapat juga ikut jemputan gratis. Bukan suatu kebetulan, namun kehendak Allah jua.
Sedang keberuntungan ketiga, selama saya menginap beberapa hari di Surabaya ini pada sebuah hotel, milik sahabat saya, seorang pensiunan Telkom yang baik hati. Ia memberikan discount istimewa kepada saya, 100% discounted. Alias Gratis.
Alhamdulillah terima kasih sebesar-besarnya, semoga bisnis hotelnya lancar dan barokah. Ternyata discount istimewa ini juga berlaku untuk pensiunan Telkom yang lain yang perlu kamar untuk menginap di Surabaya. Tamat………-(Sadhono Hadi; dari grup WA-VN)-FR
. Saya menemukan tempat jualan yang baru, bersih dan menarik di jalan Gendol. Setelah parkir di tempat yang nyaman dan tidak mengganggu lalu lintas yang lain, kami memasuki warung yang tampaknya masih sepi.
Kesan pertama saat melangkah masuk, terpampang poster besar di dinding, poster resmi dari Pusat atau Pemda, saya tidak ingat, tata cara restoran melayani tamu. Poster itu bagus sekali, petunjuk misalnya kebersihan, rambut pelayan harus rapi, diikat atau digelung dan tidak diurai.
Baju harus bersih dan mengenakan celemek, makanan harus tertutup dan terhindar dari gagguan lalat dan serangga lain dsb. Jadi restoran ini berani mencantumkan misinya dan pelanggan langsung bisa menguji. Ini betul-betul hebat.
Rasa masakannya juga enak. Kuah manis yang mengandung aroma daun salam terasa pas. Tahu putih yang digoreng setengah matang, cukup kenyal, mutu tahu bagus. Boleh juga restoran ini dan saya berani merekomendasikan kepada tamu2 saya. Beberapa detik, setelah saya masuk, ada pengunjung lain, sendirian dan kemudian ada lagi satu keluarga dengan dua orang anak yang masih kecil.
Usai makan, istri saya bangkit dan menuju ke kasir. Terjadi dialog diantara kasir dan istri saya yang saya tidak bisa mendengarnya, namun ia kemudian balik menghampiri saya dengan tersenyum lebar.
‘Gratis pak’, katanya
‘Kita hanya membayar 8 ribu, minumnya’, katanya. Kami memang minum 2 gelas jeruk panas.
‘Lho kok bisa?’, tanya saya keheranan.
‘Ya ini aturan disini katanya. Pengunjung pertama berhak gratis’, jelas istri saya.
‘Alhamdulillah, ya saya doakan laris barokah……’, saya bersyukur.
Keberuntungan kedua, saat tiba di Surabaya, tatkala saya melangkah keluar setasiun untuk mencari taxi, tiba2 sebuah sedan melintas. Dibelakang kemudi, seorang ibu-ibu, melambai memangggil-manggil saya. Tak terduga ternyata ia adik saya sendiri, yang menjemput adik saya yang lain dari Bandung.
Rupanya Allah SWT sudah mengatur, saya berlama-lama antri ticket dan menyantap rawon agar dapat juga ikut jemputan gratis. Bukan suatu kebetulan, namun kehendak Allah jua.
Sedang keberuntungan ketiga, selama saya menginap beberapa hari di Surabaya ini pada sebuah hotel, milik sahabat saya, seorang pensiunan Telkom yang baik hati. Ia memberikan discount istimewa kepada saya, 100% discounted. Alias Gratis.
Alhamdulillah terima kasih sebesar-besarnya, semoga bisnis hotelnya lancar dan barokah. Ternyata discount istimewa ini juga berlaku untuk pensiunan Telkom yang lain yang perlu kamar untuk menginap di Surabaya. Tamat………-(Sadhono Hadi; dari grup WA-VN)-FR