Cara kerjanya
Cara kerja aplikasi itu dan teknologi bagaimana mewujudkannya? Bianca Kummer mengatakan hampir tiap jenis penyakit tanaman ada pola visualnya, bakteri, virus, kekurangan nutrisi, serangan hama, hingga jamur.
Dengan bantuan bank data dan pembelajaran mesin, algoritma pola2 itu dapat diajarkan pada kecerdasan buatan sehingga penyakit tanaman bisa dideteksi. “Pekerjaan kami adalah mengajari jaringan saraf elektronik untuk mengenali penyakit tanaman melalui foto2” kata Bianca. Agar saraf elektronik bisa melakukannya, perlu bank data yang menyimpan lebih dari satu juta foto.
“Kami simpan data berbagai jenis penyakit tanaman. Data ini beragam foto tanaman yang terdampak penyakit. Foto2 ini didapat dari pakar serta pengguna aplikasi. Saat ini terdapat beberapa juta foto di data kami. Jika ada foto tanaman yang diunggah, dan pola penyakitnya cocok dengan data kami, maka pengguna mendapat respons secara instan dan otomatis,” papar Bianca.
Bagaimana dengan petani Indonesia
Aplikasi ini punya kelemahan. Bianca mengungkap tingkat keberhasilan Plantix mengenali jenis penyakit tanaman mencapai 80% – 90%. Artinya, masih ada peluang aplikasi gagal mendeteksi penyakit. Untuk mengatasinya, fitur forum diskusi tersedia di aplikasi sehingga petani dapat bertanya langsung ke pakar patologi tanaman dan peneliti dari Plantix.
“Jika aplikasi kami tidak mampu mendeteksi, kami tawarkan fitur lain yang disebut komunitas Plantix. Lalu menghubungkan forum ini dengan pakar2 dan petani2 sehingga pengguna bisa bertanya berkaitan dengan pertanian. Jika aplikasi tidak bisa mendeteksi jenis penyakit tanaman secara otomatis, pengguna bisa mengirimkan foto tanaman ke forum dan bertanya”.
Kelemahan lain, aplikasi ini tidak punya versi Indonesia, walau ada bahasa Hindi dan Telugu untuk di India. Petani Indonesia hanya dapat menggunakan versi Inggris. “Saat ini kami belum meluncurkan aplikasi ini di Indonesia. Bila petani di Indonesia tidak bisa bahasa Inggris, maka itu jadi masalah.”
Plantix berencana merambah ke Indonesia setelah melihat potensinya. “Kami ingin menjangkau Indonesia karena kami lihat ada petani2 mengunduh aplikasi ini di Indonesia. Ketika kami meluncurkan aplikasi ini di Indonesia, tentu kami akan menyediakan bahasa setempat.” (Jerome Wirawan)
Monggo lengkapnya klik aja : (http://www.bbc.com/indonesia/majalah-42048672)-FatchurR