Di Negara kita banyak jenis destinasi seperti saya kutip dari viva.co.id ini : Situs prasejarah zaman megalitikum terbesar ini, orang tertuju pada situs Gunung Padang di Kab-Cianjur, Jabar. Situs berupa tumpukan batu punden berundak itu terbesar di Asia Tenggara.
Tapi situs serupa ditemukan di Kab-Batang, Jateng. Namanya Kedungboto di Desa Kedungsegog, Kec-Tulis. Meski belum ada penelitian, banyak yang meyakini tumpukan batu hitam pekat mirip punden berundak dengan kerucut di atasnya itu situs megalitikum di zaman prasejarah. Lokasinya lebih kecil dibanding situs di G.Padang.
Kedungboto diambil dari lokasi diduga situs itu berdiri. Kedung istilah Jawa berarti kolam atau sungai dalam, boto bermakna tumpukan bebatuan. Diberi nama Kedungboto karena lokasinya persis di bibir sungai. Handoko, pemuda Kedungsegog, menyebut lokasi situs prasejarah di desanya telah lama ada. Warga setempat tidak menghiraukannya karena ketidaktahuannya.
“Baru2 ini, kita sadar berpotensi wisata, meski belum ada penelitian mendalam soal situs megalitikum di Kedungboto,” katanya ke VIVA pada 5/12/17. Kedungboto selama ini jadi lokasi dikeramatkan. Orang2 kerap menjadikan lokasi itu cari wangsit. Ada yang menjadikan lokasi itu tempat ziarah dengan makam2 kuno. Warga percaya, makam itu petilasan Sunan Kalijaga dan Sunan Geseng.
” Makam ini sejak dulu ada untuk berziarah juga” ujarnya. Menurut Ikhwan, pegiat sejarah Kec-Tulis di Batang, Kedungboto konon jadi tempat berkumpulnya Walisongo saat penyebaran Islam di Jawa. Lokasi itu tempat singgah sebelum berpencar untuk berdakwah ke daerah lain.
Dugaan kawasan itu sisa zaman megalitikum, Ikhwan menyatakan harus ada penelitian. Secara fisik kontur tumpukan batunya, serupa situs di Gunung Padang. Bangunan bebatuan besar itu tersusun rapi semacam punden berundak yang mengerucut di atasnya.
“Yang jelas, kawasan Kedungboto ini unik yang enggak bisa dibuat orang zaman sekarang”. Kedungboto bisa jadi salah satu kawasan yang mendatangkan wisatawan. Lokasinya alami dengan sungai mengalir deras, membuat kawasan ini eksotis untuk berlibur dan menenangkan diri. Selain bisa mandi di sungai nan dingin, pengunjung dapat memanfaatkan lokasi batu2 unik itu untuk berswafoto.
Pemdes Kedungsegog mencanangka sebagai desa wisata. Warga desa ruti merawat lokasi diduga situs itu untuk dikembangkan jadi wisata alam yang menjanjikan. “Baru2 ini kita bersih2 Kedungboto serta deklarasi desa wisata. Kita juga menambah fasilitas. Ke depannya semoga jadi wisata alam dan religi unggulan di Kab-Batang, ” kata Asikin, Kades Kedungsegog. (Tim Viva)
Monggo lengkapnya klik aja : (http://www.viva.co.id/gaya-hidup/travel/984498-pesona-situs-diduga-era-megalitikum-dan-petilasan-kalijaga)-FatchurR