Waktu, hakikatnya adalah momentum melakukan perubahan. Merefleksi diri menyongsong Tahun 2018 dengan cara mengevaluasi pada apa yang telah kita alami setahun lalu dan membuat rencana2 apa yang akan kita lakukan setahun ke depan, rasanya penting kita lakukan.
Itu jika kita memiliki visi dan sanggup menerjemahkannya dengan kerja keras dan cerdas. Pelajaran dari kehidupan banyak orang telah membuktikan bahwa kita tidak akan tersandung karena batu besar, namun justru orang sering terkilir karena menginjak batu kerikil.
Sahabatku, pada dasarnya merefleksi diri itu menilai atau menghitung amalan diri kita, sebelum Tuhan menghisabnya. Dengan merefleksi diri, kita sadar positioning kita. Jika kita tak pernah merefleksi diri, maka kita mengalami kesulitan ketika mencoba mengurai satu demi satu masalah yang harus dihadapi.
Misal, apakah yang kita rencanakan tahun lalu sudah tercapai semua? Kemajuan apa yang telah kita peroleh? Kesulitan apa yang muncul? Apakah kita mendapat solusinya? Hambatan apa penyebab kita gagal mendapatkan yang kita inginkan? Pelajaran penting apa yang bisa kita petik dari kegagalan atau keberhasilan di masa lalu? Evaluasi ini layak untuk kita lakukan serius.
Bagaimana janji2 kita, misal mau berpola hidup sehat dan rajin ber-OR tiap hari agar badan kita tetap sehat dan awet muda, apakah janji2 itu kita penuhi? Bagaimana kondisi keuangan kita, apakah setahun lalu kita bisa sisihkan untuk ditabung atau disedekahkan, atau kondisinya kita tetap memprihatinkan? Merugilah kita kalau tahun ini lebih buruk dibanding dengan tahun2 sebelumnya.
Apakah setahun lalu kita bisa meningkatan perhatian dan kasih sayang pada keluarga, memperbanyak kegiatan sosial kemasyarakatan, meningkatkan mutu ibadah atau senang berpetualang di berbagai bentuk kemaksiatan? Sahabatku, berhasil-tidaknya hidup ini sangat tergantung cara kita berpikir. Apa yang kita pikirkan saat itu, itulah hidup kita.
Apabila pikiran kita memandang diri kita kecil dan tidak punya apa2, maka dunia tampak sempit, dan apa yang kita lakukan tidak maksimal. Bila pikiran kita pandang, kita punya potensi, dunia akan terlihat luas. Kita akan dapat melakukan hal2 penting dan berharga.
Kita harus berpikir besar untuk meraih sesuatu yang besar. Dengan berpikir besar InsyaAllah muncul gagasan2 spektakuler yang menakjubkan, yang ikut membentuk dan mewarnai peradaban manusia. Hamparan cahaya kebajikan dibentangkan Allah untuk diraih hamba-Nya yang beriman.
Dengan merefleksi diri, kita akan tersenyum lihat catatan2 masa lalu. Sesekali pejamkan mata, karena ketika mata terpejam hati kita melihat, dan apa yang kita dapatkan hanya sebesar yang kita yakini. Bagaikan melihat album kenangan, maka tanpa kita sadari banyak hal lucu yang telah kita lakukan. Tersenyumlah, dengan senyum kita akan merasa lebih sehat dan bahagia.
Setelah dievaluasi, selayaknya kita membuat rencana kegiatan setahun mendatang, secara kualitatif dan kuantitatif. Lakukan evaluasi dan perencanaan sesuai kebutuhan. Demi tercapainya perencanaan, lebih bijak jika seluruh anggota keluarga dilibatkan, diajak berpikir merancang masa depan bersama. Selamat mencoba, semoga kehidupan yang lebih baik akan selalu menyertai kita.
Apabila berhasil, kebahagiaan dan ketenteraman hidup akan memihak pada kita semua. Maka tanpa kita sadari, kita telah mendapat surga sebelum waktunya. Itulah esensi bila kita mau merefleksi diri. Selamat Tahun Baru 2018 dengan semangat baru. Semoga cahaya kedamaian selalu menerangi pikiran, hati dan jiwa kita. (www.startc.co; FB, IG & YouTube : Muchtar A.F; kiriman Muchtar AF dari grup WA-VN)-FR