Pemeliharaan Lingkungan bukan hanya menjadi perhatian pemerintah Indonesia, namun juga didukung internasional seperti yang dicuplik dari news.detik.com berikut :
Presiden United Nations Environmental Assembly 3 (UNEA-3) mengapresiasi komitmen Presiden dan Menteri LHK Siti Nurbaya dalam menangani serta antisipasi kebakaran hutan dan lahan gambut. KLHK dinilai mampu mengurangi tingkat hotspot dalam kurun 2017.
Hal itu disampaikan Staf Ahli Menteri LHK Bidang Ekonomi dan Perdagangan Internasional, Laksmi Dhewanti, delegasi RI yang hadir di pertemuan UNEA-3 tanggal 4–6/12/17 di Nairobi, Kenya. “Gambaran, 2017 tidak seharipun ada asap lintas batas negara. Di tahun 2016 terdapat 4 hari, dan di tahun 2015 ada 24 hari”, tutur Laksmi, yang diterima detikcom (30/12/17).
Hotspot menurun drastis tahun 2017. Berdasar satelit Terra Aqua dari tanggal 1/1 sampai 29/12/17 ada 2.437 atau turun 36,6% dari tahun 2016 (3.844 titik) dan turun 94,58% dari tahun 2015 (70.971 titik). Laksmi menyebutkan komitmen Indonesia pada pengendalian pencemaran air dan pengurangan limbah cair domestik sampai 90% (2030).
“Indonesia menyatakan komitmen2 lain dalam pengelolaan LH, yaitu: Pengurangan pencemaran laut sampai 70% (2025), pengurangan 30% dan penanganan 70% sampah rumah tangga; Penerapan standar emisi kendaraan bermotor setara Euro 4, dan akan mengurangi 60% sulfur di udara perkotaan (2050)”.
Keberhasilan Indonesia dalam merestorasi 680 ribu ha gambut dari target 2 juta hektar tahun 2020, menjadi pembelajaran bagi Negara2 yang hadir dalam pertemuan UNEA-3.
Direktur Pengendalian Pencemaran Udara KLHK, Dasrul, menyatakan kita memiliki alat yang dapat memantau asap serta kualitas udara di kota2 besar. “Indonesia memasang AQMS memantau kualitas udara secara real time melalui website. Alat ini buatan Indonesia dan telah dapat paten,” ucapnya.
Ini kali ke-3 Majelis Lingkungan PBB atau UNEA mengadakan Rakor UNEA-3 dan diadakan tiap 2 tahun. Saat closing statement, Indonesia menggaris-bawahi pentingnya UNEA memberikan pesan pada dunia bahwa pollution free planet dapat berkontribusi terhadap pencapaian tujuan SDG.
“Indonesia menyatakan pentingnya komitmen dan dorongan pemimpin, kemitraan dan kolaborasi, tata kelola dan kebijakan berbasis sains dan teknologi yang ramah lingkungan serta mobilisasi sumberdaya,” tutup Laksmi. (adf/jor; Aditya Fajar Indrawan)
Monggo lengkapnya klik aja : (https://news.detik.com/berita/d-3792443/mampu-tangani-kebakaran-hutan-dan-lahan-klhk-dapat-apresiasi-dunia?utm_source=whatsapp)-FatchurR