(news.detik.com)-Diskusi Teori Bumi Datar di kalangan umat Islam dunia lebih pelik lagi karena memelintir ayat Al-Quran. Padahal justru ilmuwan Islam yang pertama mengukur bulatnya Bumi. Artikel ini lanjutan dari seri sebelumnya darui sumber berbeda.
Teori Bumi Datar disebut pseudoscience, seperti ilmiah, tapi tidak ditemukan dasarnya. Itu tanggapan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) yang pernah berdiskusi dengan penggiat Bumi Datar.
Lemah di argumen ilmiah membuat pendukung Bumi Datar yang muslim menambahkan ayat Al-Quran yang dinilai banyak pihak sebagai pelintiran ayat. Di YouTube bertebaran video se-olah2 ajaran Islam mendukung Bumi Datar dengan mengutip ayat yang menyebutkan Bumi menghampar.
Klaim yang berbahaya. Padahal, kalau membuka lembaran sejarah, justru ilmuwan2 muslim yang memastikan Bumi itu bulat pada abad ke-10 atau 6 abad lebih cepat dari Sir Francis Darke pada 1577, yang mengelilingi Bumi untuk membuktikan bumi itu bulat.
Dihimpun detikcom dari berbagai sumber, misalnya Owlcation, ilmuwan itu Abu Rayhan al-Biruni (973-1048) yang hidup masa Khalifah Abbasiyah. Dia ahli fisika, matematika, astronomi, sejarah, geologi, filsafat, geografi, dan ilmu alam lain.
Bagaimana Al-Biruni menentukan Bumi itu bulat, mengukur diameter Bumi? Inilah jeniusnya Al-Biruni. Dia bermodalkan alat ukur derajat bintang yang disebut Astrolabe, gunung yang tinggi dengan pemandangan horizon yang rata sempurna dan yang ketiga rumus trigonometri.
Pertama, dia ukur dulu tinggi gunung yang dia naiki. Banyak sumber menyebut itu gunung di India atau Pakistan yang masuk wilayah Kekhalifahan Abbasiyah. Mengukur tinggi gunung tak semudah sekarang, Al-Biruni mengarahkan Astrolabe ke dua titik berbeda di daratan lalu tangen sudutnya dikalikan dan dibagi selisih tangen 2 sudut itu dengan rumus trigonometri.
Ini bagian paling keren, Al-Biruni mengarahkan Astrolabe ke titik cakrawala, lalu membuat garis imajiner 90° menembus ke dalam Bumi. Dia membuat segitiga siku2 raksasa antara posisi dia berdiri, titik horizon, dan inti bumi. Al-Biruni mengatakan jari2 Bumi 6.335,725 km. Beberapa sumber lain menyebutkan hasilnya 6.339,9 km.
Kalau jari2 Bumi ketahuan, tidak sulit mengukur keliling Bumi dengan rumus keliling lingkaran, yaitu hasilnya 40.075 km. Pengukuran Bumi di zaman modern dalam penelusuran detikcom, tercatat di World Geodetic System (WGS-84) yang disimpan National Geospatial-Intelligence Agency di AS dan jadi sumber perhitungan untuk Global Positioning System.
Di situ tercatat keliling Bumi 40.075,071 km. Artinya perhitungan Al Biruni akurat. Hanya beda di desimal yang meleset di bawah 1%. Kerennya lagi, Al Biruni melakukannya 11 abad lalu. Uniknya lagi, saat keliling Bumi dihitung melintang dengan poros Utara-Selatan hasilnya 40.007,86 km. Ada selisih 67,211 km, artinya Bumi agak lonjong sedikit namun hal ini tidak kentara dilihat mata.
Kalau Bumi ini datar, sudah jelas perhitungan dengan trigonometri ini tidak mungkin dilakukan oleh Al Biruni. (fay/fay; Fitraya Ramadhanni; Bahan dari : (https://news.detik.com/berita/d-3580882/kisah-al-biruni-ilmuwan-muslim-yang-mengukur-bumi-bulat)-FatchurR