(mediaindonesia.com)-TERMINAL baru Bandara Internasional Ahmad Yani, Semarang, yang dibangun sejak 2014, segera beroperasi Mei-2018 untuk mendukung sistem transportasi pada libur Lebaran Juni.
Menhub Budi Karya Sumadi mengungkapkan pengoperasian terminal baru bandara itu solusi minimnya kapasitas bandara di ibu kota Jateng beberapa tahun terakhir. Tahun-2017 tercatat lalin penumpang di Bandara Ahmad Yani 4,4 juta orang. Sangat jauh jika dibanding kapasitas tampung yang hanya 800 ribu penumpang.
Kini, terminal baru didesain berkapasitas tampung 6,6 juta penumpang. “Jadi diharapkan penumpang yang hendak terbang dari dan menuju Semarang lebih nyaman dan membuat lebih banyak wisatawan datang sehingga roda perekonomian terdongkrak,” ujar Menhub usai penutupan atap (topping off) terminal baru itu, (11/2).
Pada Mei nanti syarat minimum operasional seperti pengerjaan terminal penumpang, gedung parkir satu lantai, terminal kargo, masjid, gedung pertolongan kecelakaan penerbangan dan pemadam kebakaran (PKP-PK), ditargetkan rampung. Proyek2 yang masuk ke dalam syarat minimum operasional itu seluruhnya masuk ke paket 1, 2, dan 3.
Adapun paket 4 dan 5 yang terdiri atas bangunan penunjang dan lanskap serta water management ditargetkan rampung akhir-2018 sehingga peng-operasian penuh bandara yang dibangun Rp2,07 triliun itu dapat dilakukan awal 2019.
Dirut Angkasa Pura I Faik Fahmi, pengelola bandara mengatakan pembangunan proyek infrastruktur ini bukti komitmen pemerintah meningkatkan pelayanan transportasi ke masyarakat terutama di Jateng.
Potensi pertumbuhan penumpang di Bandara A.Yani tiap tahun 10%. Dengan dukungan terminal bandara yang baik, potensi ini akan jadi keuntungan besar bagi masyarakat setempat karena perekonomian dapat berkembang.
“A. Yani salah satu bandara sentral di Jawa. Keterbatasan selama ini membuat kondisi tidak berjalan baik. Tidak bisa menerima slot penerbangan baru terutama internasional. Itu jelas merugikan perekonomian daerah,” tuturnya.
Konsep terapung
Terminal baru Bandara A. Yani luas areanya 58.652 m2, 9x lebih besar jika dibanding terminal existing yang 6.708 m2. Luas apron baru mencapai 72.522 m2 yang dapat menampung 13 pesawat narrow body atau konfigurasi 10 pesawat narrow body dan 2 pesawat wide body cargo.
Yang menarik,konsepnya terapung dan jadi yang pertama dan satu2nya di Indonesia. “Disebut floating airport karena dibangun di atas lahan lunak dan sebagian besar berair, menggunakan tiang pancang dan metode prefabricated vertical drain (PVD) untuk memadatkan lahan lunak itu”. (TS/E-2; Bahan dari : http://mediaindonesia.com/news/read/144926/bandara-terapung-itu-siap-beroperasi/2018-02-12)-FatchurR