P2Tel

Efek kerja hingga Larut malam(1/2)

(bbc.com/Indonesia)-Tracery Loscar, Paramedis di Alaska, bekerja 16-24 Jam sehari. Sepekan dia harus 4x kerjaa larut malam yang panjang itu. Tracery  telah melalui jam kerja itu 17 tahun terakhir.

 

“Kami berseloroh bahwa hari kerja pertama, anda siap ambil tantangan itu dan di hari ke-4 anda sudah lelah dan ingin merusak semuanya” kata Tracey.

“Saya suka ritme malam hari. Hanya ada sedikit orang di jalanan, begitu juga keluhan dan laporan yang masuk lewat telepon.

 

“Pola kehidupan malam hari beda, tidak banyak toko atau pusat bisnis yang buka” tuturnya. Meski demikian, jam kerjanya Tracey penuh resiko. “Malam hari lebih berbahaya dari sudut pandang jenis penyakit yang kami tangani.

 

“Jika waktu penanganan yang kami miliki pendek, tentu resiko muncul lebih tinggi. Ini mendebarkan hati” ujarnya. Di berbagai penjuru dunia, jutaan orang bekerja malam. Ada data statistik resmi, namun jika merujuk penelitian oleh Universitas Princeton, 7-15% tenaga kerja di negara berkembang terikat jam kerja malam.

 

Padahal, WHO menyebut kerja malam menyebabkan penyakit kanker karena ketidaksesuaian ritme metabolisme. Apa fenomena bekerja malam hari dimulai? “Karena produksi bolham lampu murah yang digagas Thomas Alfa Edison, kita dapat menginvasi malam berbiaya rendah dan jam tidur adalah korban pertama” kata Russel Foster, pakar soal tidur yang berstatus profesor di Universitas Oxford.

 

“Persoalan utama, manusia punya jam biologis terbentuk dari siklus hari, terang-gelap”. Foster berkata, pekerja malam bersinggungan dengan tingkat pencahayaan rendah. Selagi menghadapi cahaya terang natural dalam perjalanan pulang, jam biologis mereka terkunci pada pola yang sama dengan kerja siang.

 

“Jadi anda harus selalu menolak rangsangan jam biologis itu dan berkata anda harus tidur,” tuturnya.

Kecenderungan itu muncul meski anda kerja dalam rotasi malam secara reguler, katanya, kecuali anda menghindari cahaya total setelah jam kerja dan ketika cahaya pagi menyingsing. Jadi, apa dampak kerja malam untuk tubuh anda?

 

Mengesampingkan jam biologis dapat mengaktifkan sumbu2 stres yang mempengaruhi reaksi tubuh ketika menghadapi bahaya / tekanan psikologis. “Kita menyuntikkan glukosa ke sirkulasi, meningkatkan tekanan darah dan kewaspadaan menghadapi potensi gangguan yang tidak kita senangi, padahal kita  bekerja” ujarnya.

 

Foster mengingatkan, level stres tinggi dapat berujung penyakit kardiovaskular atau metabolisme yang abnormal seperti diabetes. Stres, kata Foster, juga merusak sistem imun yang merupakan latar dari tingginya peluang kanker kolon dan kanker payudara.

 

Sejumlah hal tadi efek jangka panjang yang dapat timbul, namun perubahan pola tidur mempengaruhi kesehatan dalam waktu pendek. Dampak paling terlihat mudah lelah. Tak dapat menyerap informasi secara tepat, kegagalan memahami pola hubungan di masyarakat serta hilangnya 4 gejala2 lain.

 

“Kita tidak akan memasukkan ‘jin 24 jam, 7 hari, kembali ke botol,” kata Foster. Dia me-wanti2 bahwa perusahaan yang mempekerjakan karyawannya kerja malam dapat berurusan dengan hukum, terutama jika korporasi itu tidak dapat menanggung dampak kesehatan negatif yang dialami pegawai mereka.

 

Pemeriksaan kesehatan rutin bagi pekerja, merupakan cara termudah yang dapat dilakukan perusahaan menjaga tingkat kesehatan karyawan. Pahami gejala penyakit kardiovaskular dan persoalan metabolisme seperti diabetes. Ketersediaan nutrisi cukup dan tepat penting bagi pekerja malam. (http://www.bbc.com/indonesia/vert-cap-42383213)-FatchurR***Bersambung…………

Tulisan Lainnya :

Exit mobile version