Ketika kita kerja doeloe, produktivitas kita itu hal tertinggi yang ingin kita raih. Berikut kompas.com membahasnya. Tapi banyak aktivitas dan rutinitas yang salah kita lakukan, sehingga kerjaan jauh dari produktif. Kebiasaan se-hari2 orang produktif patut ditiru, agar prestasi kerja tercapai, dan bos senang.
Prioritas pekerjaan yang produktif
Anda mungkin paham petuah lama agar kerja lebih efisien: mulai tidak menunda pekerjaan, hingga hindari rekan kerja yang mengganggu. Penelitian mengungkap sisi baru dari produktivitas yang tak banyak disadari. Prioritaskan aktivitas produktif. Agar Anda tak perlu khawatir kehilangan produktivitas.
Fokus untuk bahagia
Hambatan terbesar yang menahan orang sukses itu pikiran mereka. Karena itu, kita bisa coba fokus pada kebahagiaan, dan menghentikan pembicaraan negatif. Hasil studi dari University of Warwick, Inggris, menemukan orang yang lebih bahagia jadi 12% lebih produktif di lingkungan kerja, daripada rekan yang tidak bahagia.
“Ini masuk akal, mengingat 2 gejala depresi yang umum, penurunan motivasi dan perhatian,” kata Aparna Iyer, psikiater dan asisten profesor di UT Southwestern Medical Center, Texas. Kata Iyer, saat mood turun, produktivitas akan terganggu. Bagaimana cara memperbaikinya?
Tetap berpikiran positif. Kalau sulit, coba berkonsultasi soal kesehatan mental. “Perawatan kesehatan mental membantu menilai sasaran dan mengelola gejala secara efektif”. Kesehatan mental membantu mencapai keseimbangan antara kehidupan dan kerja, dan pandangan baru membuka peluang baru. Mungkin langkah ini membawa perubahan penting yang belum pernah dipertimbangkan sebelumnya.
Prioritas Kebugaran
Benefit dari OR sangat berlimpah termasuk memperbaiki mood dengan melepaskan endorfin, sehingga mengurangi stres dan meningkatkan produktivitas otak. OR rutin membantu mencapai tujuan pribadi dan profesional. “Benefit piskologis dari OR dapat dirasakan cepat sesaat setelah dimulai, dan penelitian menunjukkan aerobic, dengan intensitas rendah dapat efektif” kata Iyer.
Kalau sulit pergi ke gym, Iyer menyarankan untuk meminta bantuan kepada teman yang olahraga atau bergabung dengan kelas kelompok untuk lebih termotivasi.
Istirahat
Anda perlu atur waktu isitirahat yang pas di sela2 pekerjaan. Studi mengungkap pekerjaan yang panjang perlu tingkat fokus, energi, dan perhatian tinggi, sehingga menyebabkan jadi kurang produktif dan fokus. Jadi, ambillah istirahat sejenak. Menyisihkan sedikit waktu untuk istirahat dan melepaskan fokus dapat membantu mempertahankannya untuk waktu lebih lama.
Istirahat sejenak itu bukan minum kopi dan kerja lagi. Anda harus benar2 bebas, seperti ber-jalan2 di sekitar kantor. Jadi, fokus akan kembali setelah melepas penat. “Saat istirahat sejenak, kita akan lebih fokus menyelesaikan pekerjaan selanjutnya” ungkap psikolog Wyatt Fisher. Namun,bila nekat mencoba bekerja terus tanpa istirahat, maka kualitas kerja akan buruk.
Bekerja dekat Jendela
Sebagian kantor tidak memberikan karyawan bebas memilih meja kerja. Jika Anda punya kebebasan bekerja dari jarak jauh atau bekerja di co-working space, pilih yang punya sisi pemandangan ke luar. Penelitian mengungkapkan paparan sinar matahari meningkatkan kebugaran, kualitas tidur, dan tingkat aktivitas.
Paparan gelap berkepanjangan menyebabkan peningkatan melatonin, menurunkan mood dan tingkat energi. Kalau lingkungan tidak memungkinkan duduk di samping jendela, disarankan meluangkan waktu di luar selama pagi hari, makan siang, atau setelah bekerja. Ini penting agar dapat paparan cahaya alami.
Matikan perangkat elektronik
Bagi sebagian yang kerja terhubung internet pasti sulit dilakukan. Penelitian mengungkapkan, interaksi teknologi yang berlebihan (dengan computer), membuat kurang produktif, dan menjadikan lebih stres dan lelah. Kalau melepaskan dari gawai, apa benefitnya? Profesor psikologi Risa Stein mengungkapkan saat terhubung terus-menerus, kita akan merasa terlibat dengan segala hal.
Itu akan berdampak pada emosi dan mental yang lelah, serta tertekan. Sebagai gantinya, dia sarankan mengatur waktu untuk gawai yang akan digunakan. “Beritahu teman atau rekan kerja bahwa Anda akan membalas surat elektronik pada jam2 tertentu,” ungkap Stein.
Tidak melakukan semua sekaligus
Sebagian orang ada yang bisa kerja multi-tasking. Tapi, sedikit. Sebagian besar lainnya kewalahan. Karena itu lakukan pekerjaan satu per satu. Fisher tak memungkiri budaya multi-tasking tengah digandrungi, dan dirasa baik dilakukan karena bisa mengerjakan semua tugas sekaligus.
Penelitian menunjukkan sebaliknya. “Semakin kita multi-tasking, maka makin kurang efisien dan produktif”. Sebagai ganti, untuk meningkatkan produktivitas, dia sarankan agar fokus pada satu tugas pada satu waktu sampai selesai. Baru memberi semua perhatian pada tugas selanjutnya.
Tidur nyenyak sepanjang malam
Saat duduk di bangku kuliah hal lumrah bila lebih suka menyelesaikan tugas dan belajar hingga tengah malam. Tapi, penelitian mengungkap praktik itu tak baik untuk bekerja. Kekurangan jam tidur membuat pekerjaan makin berat.
Penelitian mengaitkan kurang tidur dengan penurunan tingkat produktivitas, penurunan kinerja kerja.
“Jika kekurangan, cari tahu tantangan terberat untuk bisa tidur,” ungkap Stein. Bisa jadi masalahnya ada pada aktivitas sebelum tidur, seperti main gawai atau makan sesaat sebelum tidur. Jadi hindari, agar tidur lebih berkualitas.
Meja Kerja bebas gangguan
Bukan perkara mudah berada di co-working space, atau ruang kerja pilihan sendiri. Penelitian menemukan fakta, penataan meja kerja berperan besar menentukan tingkat produktivitas. Penataan ruang kerja individu yang baik adalah memisahkan ruang kerja dan tempat interaksi.
Dia tak menyebut co-working space tidak dapat memunculkan ide, namun lebih baik bila antara ruang kerja dan berinteraksi dipisahkan. (Kahfi Dirga Cahya Glori K Wadrianto; Rider’s Digest)
Monggo lengkapnya klik aja : (http://lifestyle.kompas.com/read/2018/01/30/120000420/kebiasaan-sehari-hari-orang-produktif-yang-patut-ditiru )-FatchurR