(cnnindonesia.com/gaya-hidup)-Kaum ibu zaman sekarang yang melek internet tak begitu mempertimbangkan promo dalam berbelanja. Mereka lebih mendasari atas kebutuhan, me-riset baru memutuskan untuk belanja. Temuan ini diperoleh penelitian terbaru oleh Google Indonesia baru2 ini.
Survei yang mengungkap perilaku ibu dalam berbelanja Online di 10 kota besar menyebut kaum ibu bakal mulai berbelanja saat ada kebutuhan suatu barang. Ini beda dengan temuan di negara2 Asia lain seperti Malaysia dan Thailand yang lebih didorong dengan adanya promosi atau penawaran.
“Yang kami temui masyarakat Indonesia itu lebih dari 50% didorong adanya kebutuhan. Promosi itu hanya 1/3. Sangat berbeda dengan Malaysia dan Thailand,” kata Industry Analyst Google Indonesia, Ariani Dwijayanti saat pemaparan media di Jakarta (22/2).
Ariani mencontohkan kaum ibu tak akan beli produk jika barang itu masih tersedia di rumah. Promosi yang ditawarkan para penjual berupa diskon tak akan begitu ditanggapi. “Misalnya sampo, saat ada di rumah lalu ada promosi kemungkinan para ibu enggak akan beli. Beda dengan Malaysia dan Thailand mereka lebih mungkin untuk menstok barang,” tutur Ariani.
Saat ada dorongan kebutuhan, menurut Ariani biasanya kaum ibu bakal mempertimbangkan 2-3 label produk. Keputusan membeli barang itu didapat setelah ibu melakukan riset. Hampir 7 dari 10 orang (69%) akan mencari tahu soal produk lebih dulu.
Rata2 pengguna internet perlu waktu sepekan untuk me-riset. Namun, sebagian besar yakni 56% riset dilakukan dalam hitungan jam dan menit sebelum pembelian. Informasi yang dicari saat riset itu mencakup harga, informasi produk seperti bahan dan kandungan nutrisi, serta review dan ulasan dari pengguna dan para pakar.
“Mereka banyak me-riset dengan bertanya pada Google dan mengunjungi situs produk,” ucap Ariani. Setelah riset, ibu bakal memutuskan untuk beli produk yang diinginkan. Sebanyak 9 dari 10 orang akan memilih salah satu dari 2-3 label yang dipertimbangkan sebelumnya. Sembilan dari 10 orang ibu juga akan beli produk yang sama di kemudian hari.
“Karena produk bayi dan anak itu cocok2an. Ibu tak akan coba2 produk lain. Artinya ibu2 ini konsumer yang online,” ujar Ariani. Para ibu tak cukup hanya sampai membeli dan mengonsumsi produk saja.
Sekitar 40% ibu2 bakal menulis ulasan produk ke grup atau komunitasnya. Sebanyak 30% bakal merekomendasikan produk itu. (rah/rah; Bahan dari : (https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20180222181701-282-278127/belanja-online-ibu-zaman-sekarang-tak-peduli-promo)-FatchurR