Pagi pagi sambil nyruput teh tubruk di lepek, (visin bahasa Bandungnya), aku terkenang masa diasrama Palone (Palasari satu). Suatu sore bakda ashar, habis volley, beberapa teman duduk nangkring dibawah pohon cemara pendek pinggir pagar.
Biasa, mejeng sambil jadi pengamat kalau ada gadis lewat. Maklumlah bujangan nan jauh dirantau. Bahkan kadang yang bukan bujanganpun terbawa ikut menggoda, tentu karena merasa terbebas, jauh dari pengawasan pasangannya. Kebiasaan ini hampir setiap hari dilakukan anak asrama, sampai hapal satu satu figur cewek yang biasa lewat.
Ada yang malu malu tapi sambil senyum mencuri pandang kepada siapa yang nyapa. Ada juga yang tenang, bahkan kelihatan benci. Tapi bagi kami sipemejeng tak peduli karena itu bagian dari hoby (Rai gedeg lah istilahnya).
Masalahnya jadi lain, ketika dalam suatu kuliah, tiba tiba p Sutedjo Bc AP nyeletuk sambil senyum.
Adik adik kalau sore kegiatannya apa? Kemarin nyonyahku (bu Tejo) cerita kalau setiap pulang jalan lewat asrama sering dapat sapaan mesra: Hallo neng, baru pulang?
Mereka ramah ramah ya mas, tambahnya sambil tersenyum sinis. Haahhh, ?
Kontan serempak terkejut penuh malu, dan yang merasa hobby mejengpun tertunduk didepan dosen ganteng ini.
Rupanya, diantara neng neng yg sering disapa itu ada istri dosen, busyeett, mau dikemanakan muka ini.
Itulah risiko kalau orang nggragas, (maklum anak asrama). (Soenarto SA; dari grup WA-VN)-FR