(indotelko.com)- JAKARTA; Kinerja Telkom tercemerlang sepanjang 2017. Mengutip laporan keuangan yang dipublikasikan ke BEI untuk 2017, kinerja Telkom terlihat berada di atas pertumbuhan rata2 industri yang hanya low single digit sepanjang tahun lalu.
Sepanjang 2017 Telkom membukukan laba Rp22,1 triliun (2017), naik 14,4% disbanding (2016); Rp19,35 triliun. Di 2017 perseroan meraih pendapatan Rp128,3T atau tumbuh 10,2% dibanding (2016); Rp116,33T. XL Axiata membukukan untung Rp 375M (2017) turun tipis disbanding (2016); Rp 376M.
Anak usaha Axiata itu (2017) mraih pendapatan Rp 22,87T atau naik 7% disbanding (2016); Rp 21,34T. Indosat mencatat laba bersih (2017); Rp1,135T atau tumbuh tipis 2,8% disbanding (2016); Rp1,105T.
Anak usaha Ooredoo (2017) membukukan pendapatan konsolidasian Rp29,92 T naik tipis 2,5% disbanding (2016); Rp29,184T. Tiga operator besar ini penguasa 95% pasar seluler di Indonesia.
Top Pick
Saham Telkom tetap jadi pilihan bagi investor yang berinvestasi di sektor Halo2 karena operator itu tingkat profitabilitasnya tinggi dibanding emiten sejenis di sektor telekomunikasi. Riset yang dilakukan Narada Kapital (18/4/2018) menyatakan ROE Telkom akhir 2018 bisa mencapai 20%.
ROE menunjukkan tingkat profitabilitas emiten mengacu tingkat pengembalian laba pada modal. Angka ROE yang tinggi, salah satu indikator saham itu layak dikoleksi investor .
“Harga wajar saham Telkom pada 12 bulan mendatang akan berada di level Rp4,950. Merdapat potensi kenaikan harga saham 25,58% dari harga kini di Rp3,690. Kami lihat Telkom di tahun 2018 ini Laba Per Lembar Saham (Earning Per Share/EPS)bisa tumbuh 12% dari EPS (2017); Rp 219 jadi Rp245 di akhir (2018)” tulis Kiswoyo Adi dari Narada Kapital.
Kemungkinan besar bulan Juli atau Agustus 2018 Telkom meluncurkan satelit yaitu satelit Telkom 4. Total investasi keseluruhan Telkom 4; US$190 juta. Satelit Telkom 4 akan membawa 60 transponder, 36 transponder akan disewakan untuk kebutuhan domestik, sisanya (24) dipasarkan untuk India.
Satelit Telkom 4 dapat meningkatkan pendapatan dan net profit Telkom dari menyewakan transponder.
“Pendapatan dan net profit TLKM diprediksi meningkat selama lebaran, hal ini karena meningkatnya kebutuhan penggunaan telepon dan data seluler selama lebaran,” katanya.
Kajian yang dikeluarkan Analis Miraeasset Giovanni Dustin pada 20/4/2018 memperkirakan persaingan di bisnis seluler tidak akan mereda sebelum 1 Mei, yang jadi batas akhir pendaftaran nomor prabayar berbasis NIK dan Kartu Keluarga (KK).
Dalam kajian itu perang harga di layanan data berlanjut karena pemain seluler : Indosat dan Tri Indonesia akan memaksimalkan tambahan 5 MHz di frekuensi 2,1 GHz. Telkomsel memanfaatkan tambahan 30 Mhz di 2,3 GHz untuk mempertahankan mutu jaringan dan harga premium.
“Walau persaingan sengit, saham Telkom tetap jadi top pick,” tukasnya. Saham Telkom pada perdagangan (24/4) ditutup di posisi Rp3.830 / lb menguat ketimbang (23/4) di posisi Rp3.750/lb. (ad; Bahan dari : https://www.indotelko.com/kanal?c=fa&it=kinerja-telkom-paling-2017)-FatchurR