P2Tel

Rusia blokir Telegram

(merdeka.com/teknologi)- Regulator telekomunikasi Rusia memblokir akses aplikasi pesan singkat Telegram. Pemblokiran ini dilakukan lantaran Telegram menolak membuka akses keamanan pesan rahasia para pengguna kepada pemerintah setempat.

 

Federal Service for Supervision of Communications, Information Technology and Mass Media atau Roskomnadzor mengirimkan pemberitahuan ke para operator telekomunikasi tentang pemblokiran akses Telegram di Rusia. Untuk memblokir total, dibutuhkan waktu beberapa jam. Keputusan Roskomnadzor itu dilakukan untuk menjalankan putusan dari pengadilan Rusia.

 

Pihak pengadilan pada (13/4)  memutuskan Telegram melanggar regulasi di Rusia. Putusan pengadilan ini dijatuhkan usai Telegram berulang kali menolak memberikan akses pesan enkripsi pengguna kepada Federal Security Service (FSB) Rusia.

 

FSB beralasan butuh akses itu untuk ber-jaga2 dari ancaman keamanan, seperti serangan teroris. Namun, Telegram menilai pemberian akses tersebut sama saja dengan melanggar privasi pengguna.

 

Kebijakan regulator telekomunikasi Rusia ini dapat kecaman dari CEO dan pendiri Telegram, Pavel Durov. Pria asal Rusia itu menilai pemblokiran akan merugikan kehidupan 15 juta penduduk negara asalnya itu. Pemblokiran pun tidak akan berdampak apa pun pada peningkatan keamanan Rusia.

 

“Ancaman teroris di Rusia tetap sama karena ekstremis terus menggunakan berbagai channel komunikasi yang dienkripsi di layanan pesan lain, atau melalui VPN (Virtual Private Networks). Kami anggap keputusan pemblokiran itu anti-konstitusional dan akan melanjutkan membela hak korespondensi rahasia untuk orang-orang Rusia,” ungkap Durov.

 

Durov meninggalkan Rusia (2014). Sejak meninggalkan negaranya itu, Durov selalu melontarkan kritik pedas berbagai kebijakan Kremlin terkait kebebasan internet.

 

Telegram saat ini memiliki lebih dari 200 juta pengguna global dan aplikasi pesan mobile paling populer ke-9 di dunia. (Ara; Reporter: Andina Librianty; Bahan dari :  Liputan6.com dan  https://www.merdeka.com/teknologi/rusia-blokir-aplikasi-pesan-telegram.html)-FatchurR

Tulisan Lainnya :

Exit mobile version