Kadang saya kasihan melihat nasib mereka. Kebetulan tadi saya sempat mewawancarai salah satu supir angkot yang masih muda, dalam perjalanan dari Kopo ke Kebon Kelapa.Ternyata, mereka sama sekali tidak memahami bahwa _transformasi digital_
Ini adalah fenomena yang tidak bisa dihindari, baik untuk perusahaan skala besar maupun kecil dan menengah, termasuk para supir angkot. Yg penting, besok tgl 10 – 13 (waktu itu) rencananya mau demo ke Kantor Gubernur Jawa Barat, minta aplikasi online ditutup oleh Menkominfo.
Saya bayangkan, kalau yang muda aja ga tau fenomena yang terjadi di negeri ini, apalagi supir yang sudah tua, pokoknya setiap hari harus setor Rp.85.000,- ke pemilik. Belum untuk makan, merokok, ngopi dan beli BBM.
Padahal menurut Google, 43% penduduk Indonesia itu telah memiliki akses internet melalui smartphone. Fenomena inilah yang dikenal dengan _disruptive technology_, yaitu teknologi yang membantu kegiatan ekonomi yang awalnya rumit jadi transaksi bisnis lebih cepat dan hemat. Kalau masih mengandalkan angkot konvensional, kapan Negara ini akan maju?
Beradaptasi pada tiap perkembangan yang terjadi, itu cara ampuh mengatasi berbagai dinamika inovasi dan teknologi. Bahkan kini, tiap karyawan di setiap instansi dituntut mau mengubah gaya kerjanya jika ia ingin bisa survive. Pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat pun dituntut menyikapinya dengan positif jika tidak ingin ketinggalan zaman.
Kita harus menyadari, dengan adanya perubahan di bidang teknologi, akan mengubah budaya. Apalagi jika aplikasinya sudah ramah terhadap para pengguna. Dampaknya, banyak gerai toko dan kantor bank akan tutup terkena budaya online. Termasuk jalan toll tidak lagi terima uang tunai. Ratusan ribu karyawan bakal dirumahkan. Ini memangkas biaya operasional, terutama gaji karyawan.
Nah, siapapun diri kita, segera tinggalkan Zona Nyaman, bersiaplah menyongsong Era Transformasi Digital dan jika perlu bersiap alih profesi. Jadikan budaya online penunjang usaha Anda. Tangkap peluang emas ini untuk berani memulai membuka usaha.
Ombak itu jangan dilawan, tetapi manfaatkan untuk berselancar. Atau Anda akan tenggelam diterjang tsunami online? _The choice is Yours._ (Muchtar AF; dari grup WA-VN)-FR