Sosok mirip bunda Theresia ini sejak awal begitu menarik perhatian ku dan tetangga yang memang mencermatinya. Bersikap tenang dan ramah . Terhadap siapapun, selalu bicara lembut dan murah senyum.
Menjaga silaturahmi.
Menengok orang sakit, orang wafat dan undangan bahagia pasti di upayakan datang.
Rajin ibadah
Bila ada kegiatan majlis taklim, apalagi sholat bulan Ramadhan, hadir paling duluan, masuk masjid, sholat, duduk menunggu, baca Kitab.
Tidak mau bergunjing
Jawabnya ketika ada yang mencoba memancing bicara, saya nggak tahu jeng, mengiringi senyumnya yang bermakna minta maaf.
Jauh dari ghibah tentang aib apalagi yang menyakitkan orang lain.
Bahkan pernah jari tangannya ditempelkan dibibir ketika ada orang bergunjing, sebagai isyarat agar pembicaraan itu dihentikan.
Bicara seperlunya
Bicara hanya bila perlu, tetapi senyumnya telah mewakili segalanya
Bikin orang yang bertanya bisa menerima sekalipun tanpa jawab.
Pemaaf
Bila ada yang menyakiti, awalnya bertanya mengapa.
Tapi setelah berserah diri, dia memaafkan sekalipun tanpa ucapan.
Ikhlas dan tawaqal
Apapun yang dilakukannya tidak berharap balasan, dia ikhlas penuh tawaqal.
Ada tetangga lain yang ketauan menipunya, tapi akhirnya dia ikhlaskan.
Hidup syukur dan sederhana
Kebiasaan hidupnya penuh syukur dan sederhana, sekalipun putranta berada, dia tak mau jadi beban.
Itulah ibu hj Sarkim warga teladan. Yang tak bisa kulupakan, kebiasaannya memberi sesuatu (makanan) sekalipun hanya sebungkus kemasan kecil mungil.
Kepergiannya bagi kami benar2 menimbulkan rasa kehilangan dan duka yang mendalam namun sekaligus rasa bahagia. Duka karena berpisah didunia, insya Allah.
Bahagia karena yakin beliau ahli surga. Selamat jalan ibu. sorgamu menunggu.
Semoga kami bisa mengikuti teladan hidupmu yang husnul khotimah dan kelak. dapat bertemu dalam taman firdaus yang kita semua damba. Aamiinn ya Robbial aamiinn. (Soenarto SA; dari grup WA-VN)-FR