Mesin bor Kung rusak. Mesin itu mati saat Kung pakai mengencangkan baut, agak dipaksa … dan … kleb. Mesin itu mogok, tidak mau berputar lagi. Tidak ada bau hangus, jadi Kung berpikir, tidak ada kumparan atau komponen yang terbakar. Dugaan Kung ada kabel yang lepas.
Mesin itu Kung buka, ada 8 sekrup dan terbukalah separuh bajunya. Satu persatu sambungan kabel Kung periksa, di test memakai AVO (Ampere Volt dan Ohm) meter, tidak ada sambungan yang lepas. Kung menyerah dan harus dibawa ke bengkel.
Bengkel langganan itu hampir tutup. Mereka mengemasi semua peralatan dan peralatan yang dititipkan untuk diperbaiki. Kung berikan mesin bor-nya sambil Kung sampaikan sudah dibuka, tapi belum ketemu kerusakannya, semua baut masih kendor, -“Besok pagi saja ke sini lagi Pak”, kata pemilik bengkel, sekaligus toko peralatan listrik dan toko komponen listrik buka.
Kung baru bisa kembali ke bengkel itu, esok lusanya. Mesin bor itu sudah sembuh kembali. Dicoba, di tekan, dipaksa tapi tetap jalan. Semua berfungsi dengan baik. Alhamdulillah.
-“Berapa ongkosnya pak?”, tanya Kung sambil menenteng mesin itu.
-“Lima ribu rupiah”, jawabnya tanpa emosi. Kung kaget.
-“Kok. Lima ribu pak? Apanya yang rusak?”, tanya Kung.
-“Hanya service kecil pak”, jawabnya sambil tersenyum.
Bengkel itu langganan Kung, sudah sering Kung memperbaiki mesin ke sini dan selalu terkejut karena murahnya. Tapi saat itu, ongkos yang paling murah yang pernah Kung bayar. Sesungguhnya bisa saja ia mematok ongkos yang lebih mahal, atau merekayasa biaya ini, itu, toch pelanggannya tidak akan mengerti, tapi tidak pernah mereka lakukan.
Bahkan pernah Kung membeli komponen, ia menawarkan yang Kung perlukan, kalau tidak cocok kembalikan dan uangnya juga akan dikembalikan.
Bertemu dengan pedagang jujur ini, teringat kisah Nabi Syuaib, yang dalam bahasa Ibrani disebut sebagai Yatrub, atau Yitro atau Rehuel. Nabi Syuaib yang mertuanya Nabi Musa ini diutus Allah untuk menertibkan kecurangan2 bisnis yang dilakukan kaum Madyan. Perdagangan curang akan mengacaukan semuanya. Pembeli sangsi akan dibohongi, penjual juga enggan karena selalu dikicuh.
Tukang malas membuat yang terbaik. Montir merekayasa dan menipu pelanggannya. Yang curang lekas menjadi kaya, yang jujur dianggap asing dan disingkirkan karena tidak solider. Pada negeri yang korup dan curang, Allah pasti menghukumnya. Kalaupun hari ini hukuman itu belum datang, nanti tentu akan datang. Hanya soal waktu saja. (Sadhono Hadi-EP-022; dari grup WA-VN)-FR