Beberapa saat setelah waktu Dhuha, saya ambil kembali kuas dan cat plintcode yang kemarin masih belum dibereskan. Kembali saya melanjutkan mengecat rambatan tanaman di dinding tembok samping rumah. Pekerjaan yang cukup meletihkan itu akhirnya selesai juga.
Lega rasanya, menyelesaikan tugas yang selama berbulan-bulan terbengkalai. Sekarang saya bisa mulai menanam tanaman yang merambat di tempat itu, tanpa takut rangkanya lapuk. Usai bekerja di kebun, saya naik ke bengkel pribadi di ujung belakang rumah.
Sudah lama saya ingin memasang roda di salah satu meja pertukangan saya, sekaligus menurunkan ketinggiannya. Pekerjaan pertukangan kayu ini cukup mengasyikan, karena selain ketrampilan pekerjaan kayu, juga perlu ketelitian dan berpikir. Biasanya bisa lupa waktu, kalau ada pekerjaan yang harus diselesaikan.
Tiba-tiba, ketika waktu menjelang tengah hari, saya teringat masih punya hutang ke toko bangunan, untuk pembelian batako. Kemarin saya membeli batako untuk pembuatan kolam ikan di belakang, tapi karena tidak ada uang cash di rumah, saya harus ke ATM dan saya janji segera melunasi. Kemarin penjualnnya sudah mampir ke rumah, tapi tidak bertemu saya.
Segera saya bergegas memakai celana panjang dan mengenakan T-shirt yang tergantung di belakang pintu. Saya mengambil STNK dan mengenakan helm. Rencana saya setelah membayar hutang saya akan cukur rambut dan helm saya perlukan karena saya akan melewati jalan raya.
Begitulah, setelah membayar tagihan, motor saya pacu menuju ke pasar Tempel. Ketika hampir tiba di belokan pasar Tempel, saya mendengar suara adzan, segera saya membelokkan motor saya ke tempat parkir masjid, di belakang pasar.
“Alhamdulillah, saya masih sempat shalat berjama’ah”, pikir saya. Tempat parkir kelihatan penuh, “Hebat juga shalat dhuhur di bulan Ramadhan mesjid penuh”, saya membathin. Saya kemudian naik ke masjid di tingkat atas dan melakukan shalat qabliyah Dhuhur, dua rakaat, kemudian shalat lagi dua rakaat.
Tak lama kemudian terdengar di pengeras suara, seorang membaca do’a. Kemudian seseorang naik ke mimbar menyampaikan salam.
“Luar biasa masjid ini, bulan Ramadhan, sebelum dhuhur ada kultum dhuhur juga”, dalam hati saya memuji.
Tiba-tiba saya kaget, mendengar muazin kembali mengumandangkan adzan……. Astaghfirullah ini Jum’at Mubarak. Saya dengan pakaian ala kadarnya, sedang berada dalam jama’ah shalat Jum’at. Ya Allah mohon ampun, saya lupa …… Alhamdulillah, saya masih Kau selamatkan. (Sadhono Hadi-EP-29; dari grup WA-VN)-FR