P2Tel

Dari PLTMH KSU PuncakNgengas Sukses Bangkitkan Ekonomi(2/2)

(ekbis.sindonews.com)- Dalam menjaga kesinambungan pengoperasian PLTMH, KSU Puncak Ngengas membebaskan lahan 1 ha  di sekitar PLTMH untuk mengantisipasi gangguan seperti longsor atau pohon tumbang yang pernah terjadi hingga merusak rumah turbin. Lahan itu ditanami pohon kopi yang dikelola oleh Gapoktan Kopi ‘Kemang Arabica’ yaitu unit usaha KSU Puncak Ngengas.

Dengan adanya pasokan listrik bersumber dari aliran air di perbukitan Tepal, kini petani kopi bisa meningkatkan nilai tambah. Hal ini terlihat menjamurnya pengolahan kopi di Tepal dengan cita rasa jenis arabica, robusta dan luwak. Roasting coffe atau proses sangrai kopi yaitu proses utama akan menentukan cita rasa kopi yang dihasilkan.

Keseriusan KSU Puncak Ngengas dalam mengolah kopi ini telah diakui berbagai pihak. Salah satunya pada ajang Smesco Rembuk Kopi Nusantara 2017, KSU Puncak Ngengas meraih juara pertama Coffe Cupping Competition.

Di sisi lain, deretan pohon kopi terlihat di sepanjang jalan dan perbukitan terjal hingga terkesan bukan lagi seperti perkebunan namun seolah-olah menyerupai hutan pohon kopi. Pemandangan ini semakin menguatkan kopi Tepal menjadi brand baru dari produk yang dimiliki Sumbawa.

 

“Kita berusaha terus meningkat kualitas produk dan disertifikasi dari instansi2 terkait. Kita berikan kemudahan ke konsumen dalam memasarkan Kopi Tepal. Harga kopi Tepal Arabica dipasarkan dengan kemasan 200 gram Rp 45.000. Ada juga kopi Robusta dan kopi luwak,” ungkap Ahdar.

Efek Berantai
Asisten Deputi Industri dan Jasa Kemenkop-UKM Ari Anindya Hartika ketika ke lokasi PLTMH dan Pusat Pengolahan Kopi mengatakan, manfaat keberadaan energi air (PLTMH) dirasakan nyata oleh anggota koperasi dan warga desa Tepal, terlihat dari pengembangan usaha pengolahan kopi dan memberikan peluang usaha lain bagi masyarakat.

 

PLTMH ini juga dimaksudkan melayani ekonomi dan usaha produktif masyarakat karena tidak tersentuh listrik PLN. Pengembangan energi terbarukan ini juga mendorong rasio elektrifikasi yang ditargetkan pemerintah bisa mencapai 95 persen.

“Multiplier effect (efek berantai – red) penting dan kita harap mampu mendorong usaha produktif. Pengolahan kopi dan usaha produktif itu turunan dari pengelolaan PLTMH. Dan ini (PLTMH) satu dari sekian banyak program dan kegiatan yang dilaksanakan. Ke depan, kita terus membimbing agar usaha produktif bisa makin berkembang dan maju,” ujar Ari Anindya.

Strategi pengembangan koperasi-UKM melalui bimbingan teknis atau bimtek seperti mroasting coffe yang pernah dilakukan. Tujuannya, untuk meningkatkan daya saing koperasi-UMKM agar terus tumbuh besar. “Kita dorong pola kemitraan bagi pelaku usaha bisnis. Jadi dengan pola kemitraan ini pelaku usaha bisa terbantu, antara lain adanya kontrak penjualan dan lainnya,” ujarnya.

Kepala Bidang Jasa dan Aneka Usaha, Deputi Bidang Pemasaran dan Produksi, Eko Adi Priyono menambahkan, tiap tahun Kemenkop membimbing teknis : Pelatihan operator dan teknikal. “Kita sering mengundang dan mengajak pelaku usaha ikut pelatihan dan event agar mereka bisa cepat berkembang.

 

Kita terus memfasilitasi dan membina pada pelaku usaha. Rencananya, kita menggelar temu bisnis pelaku usaha kopi di Mataram dan mendorong terjalinnya kemitraan,” tuturnya. (akn; Tim Sindonews; Bahan dari :   https://ekbis.sindonews.com/read/1323226/34/bermula-dari-pltmh-ksu-puncak-ngengas-sukses-bangkitkan-ekonomi-1531993995)-FatchurR * Tamat…….

Tulisan Lainnya :

Exit mobile version