(beritasatu.com)-JAKARTA; Polusi yang terjadi di bumi jadi masalah besar di tiap kehidupan dibanyak negara, juga Indonesia yang punya masalah sama pada sampah dan polusi. Kini penanggulangan sampah khususnya sampah kering mulai bisa sedikit teratasi dengan pengelolaaan yang baik.
Adalah Moses Mayer, pelajar SMA kelas 12 di Jakarta Internasional School (JIS) mencoba mengelola sampah agar bisa didaur ulang dengan menggunakan metode pengelolaan menggunakan aplikasi yang diberinama SampahLink.
Dirinya mencoba menggunakan aplikasi buatannya membantu pemulung mencari sampah dari masyarakat untuk didaur ulang. Pria kelahiran Jakarta 2002 itu menjelaskan, di platform itu pemilik sampah memiliki opsi mendonasikan atau menjual sampahnya. Sehingga sampah kering : Kertas, kaca, plastik serta sampah lain yang bisa didaur ulang dapat dikelola dengan baik.
“Melalui platform ini menciptakan link (penghubung) pihak yang memiliki sampah dengan pemulung dan pengepul. Jadi tercipta solusi yang menguntungkan kedua belah pihak. Platform SampahLink ini gratis, tidak ada biaya bagi penggunanya” ungkap Moses di kawasan Alam Sutera, Tangerang, (21/8).
Aplikasi SampahLink itu juga menggalang dana mendukung kegiatan dan program lingkungan dan kehidupan masyarakat lebih baik. Tahap awal, Moses menjalin kerja sama dengan hotel2 untuk mengumpulkan sampah2 yang bisa didaur ulang dan diserahkannya ke pemulung untuk di daur ulang.
“Saat ini kami bekerja sama dengan hotel2 bagian dari CSR (corporate social responsibility) mereka”. Moses Peraih medali emas Olimpiade Sains Nasional (OSN) SMA bidang komputer informatika ini berminat pada penelitian (research) ketika mendapat kesempatan meneliti di bawah bimbingan Prof. Carl Yerger dari Davidson College – AS (2017).
Moses menghasilkan karya meneliti salah satu model dalam matematika, Game Theory, dan digunakan menangani masalah polusi di Indonesia. Penelitian itu, membawa Moses ke ide “SampahLink”.
“Saya mensosialisasikan aplikasi SampahLink ke pemulung2 dan pengepul yang disebut ‘SampahLink Troop’ (pengumpul sampah). Kini, SampahLink memiliki 150-an ‘SampahLink Troop’ di titik2 di Tangerang, Jakarta, dan di Pulau Bangka (Babel).
Platform penghasil sampah bisa membuat akun ini (SampahLink), sampahnya mau didonasikan atau menjualnya. Tinggal pencet, lokasinya dimana, nanti kita jemput sampah yang bisa didaur ulang” tuturnya.
Moses juga berusaha meningkatkan kesejahteraan serta memberdayakan pemulung yang bekerja sama. Caranya menyediakan kendaraan dan gerobak untuk membantunya mengangkut sampah yang mereka kumpulkan.
Aplikasi Sampahlink baru berjalan di 3 kota : Jakarta, Tangerang dan Tangerang Selatan dan Sungailiat (Bangka Belitung). Dan masyarakat juga mendapat aplikasi itu melalui Playstore dan dapat diakses melalui situs www.sampahlink.com. (Chairul Fikri; Cah; Bahan dari : BeritaSatu.com dan http://www.beritasatu.com/sains/506446-aplikasi-sampahlink-bisa-solusi-atasi-permasalahan-sampah.html)-FatchurR *