P2Tel

Limbah Kertas Jadi Bisnis Berkelas(1/3)

(ekonomi.kompas.com)-Produk daur ulang kertas kian jamak di pasaran. Ini membuktikan, ada pangsa pasar untuk produk kreatif ini. Kreativitas mengolah limbah kertas bisa menghasilkan untung besar, dan modal yang dikeluarkan minim. Produk dari daur ulang kertas bukan barang baru.

 

Sejak (1990-an), produk ini dikenal masyakarat dan booming karena keunikannya. Jenis produk yang bisa dihasilkan dari daur ulang kertas ini terus berkembang. Semula wujudnya frame atau pigura foto dan blocknote. Lalu, bermunculan kreasi produk2 baru seperti wadah tisu, kotak perhiasan, kotak hantaran, dan kotak kado. Kini, produk2 ini mudah ditemui di pasaran.

 

Yang membedakan produk yang satu dengan yang lain, desain, bentuk, dan warna kian kreatif. Isu2 seputar go green yang bergaung dan membuat produk2 dari daur ulang ini makin diminati. Biasanya, produk2 daur ulang kertas ini dijadikan suvenir di berbagai acara. Tren batik beberapa tahun terakhir juga membuat pamor produk2 daur ulang kertas kian bersinar.

 

Produk2 dari bubur kertas yang berkesan etnik ini pas bersanding dengan barang2 yang dibuat dengan teknik batik. “Masih terbuka pasarnya. Produk frame foto, produk terlawas permintaannya  banyak” kata Diana, pemilik Spinifex, perajin produk daur ulang kertas di Bantul. Pengusaha lain dari Yogya, Dicka Armitasari, optimistis, peluang bisnis produk yang memanfaatkan limbah ini.

 

“Toko2 kerajinan banyak, toko2 batik juga banyak. Jadi, produk2 kertas daur ulang ikut diminati pasar” kata Dicka, yang mulai usaha ini (2009). Hingga kini, Diana dan Dicka melayani konsumen dari wilayah Yogya dan sekitarnya. “Yang datang ke saya biasanya untuk dijual kembali” kata Diana.

 

Dalam sebulan, Diana bisa memproduksi 3.000 unit produk beromzet Rp 15 – Rp 20 juta / bulan. Dicka sebulan bisa mendapat pesanan 1.000 unit produk beromzet Rp 5 juta – Rp 7,5 juta. Keuntungan yang didapat bisa 50% dari omzet. Mau belajar desain Bekal utama yang harus dimiliki dalam menjalani usaha ini adalah kreativitas. Maklum, yang diproduksi jenis produk yang terbilang punya nilai seni.

 

“Ia harus belajar soal tren. Misalnya, kini konsumen lebih menyukai produk2 yang sifatnya fungsional bukan sekadar dekoratif” kata Diana. Menurut Joko Wahyudi, pemilik Ken Rayi Paper Craft di Solo, pembuatan produk daur ulang kertas terbilang mudah asal pembuatnya berjiwa seni. “Semua mudah dipelajari asal telaten” katanya. Dicka yang baru saja lulus kuliah sependapat dengan Joko.

 

(Artikel ini tayang di Kompas.com; berjudul “Mengemas Limbah Kertas Jadi Bisnis Berkelas”, Fransiska Firlan/Kontan; Erlangga Djumena; Bahan dari : https://ekonomi.kompas.com/read/2011/07/15/09003278/Mengemas.Limbah.Kertas.Jadi.Bisnis.Berkelas)-FatchurR * Bersambung……..

Tulisan Lainnya :

Exit mobile version