Atas “perintah lisan” Menkominfo Rudiantara (Chief RA), hari Selasa 21/8 siang saya selama 3 jam berkunjung ke Stand Telkomsel di arena Asian Games ke-18 di area GBK Jakarta. Enjoy berkunjung ke Telkomsel, karena baik nama perusahaan, logo dan warnanya tidak ada yang berubah sejak berdirinya tahun 1995.
Yang paling membanggakan adalah spirit untuk selalu menjadi yang terbaik dan terdepan juga tidak pernah padam sejak pra- Telkomsel di Batam tahun 1993. Dan di antara gegap gempita pertandingan olahraga AG di GBK, Telkomsel hadir dengan jaringan live demo seluler 5G!
Masyarakat awam rasanya agak sukar mencerna ide dari platform 5G ini, karena “berbeda ras” dengan 4G LTE yang kita pakai. Bila 4G sekarang melayani akses komunikasi data/internet, maka 5G lebih kepada fungsi command and control. Kalau 4G ditujukan untuk pasar retail, 5G ditujukan menyasar segmen industri dan enterprise.
Di area live demo Telkomsel, saya sempat mencoba mini bus otonom (no driver) 8 seat yang berkeliling di radius sekitar 1 km coverage BTS 5G. Mobil otonom sebagai “ponsel raksasa” ini bergerak sesuai arah rute (mis: Google map) yang dimasukan ke dalam menu aplikasinya. Dengan cerdas kendaraan 5G tersebut akan berhenti di tengah kemacetan, bisa membunyikan klakson dan membuka-tutup pintu.
Sejalan dengan revolusi industri 4.0, konsep lain penerapannya adalah pada sistem robotik di pabrik- pabrik. Selama masih dalam jangkauan sinyal, seluruh gerakan Sang Robot dikomando melalui wireless 5G dan akan patuh bertugas sesuai programnya. Begitu pula lori-lori dan lift pengangkut logistik pabrik, semua akan bergerak wira-wiri 24 jam berkat perintah via sinyal nirkabel 5G-nya.
Pemanfaatan 5G juga akan penuh makna bila diterapkan pada konsep Smart City Kawasan. Deretan separator beton yang menutup putaran U-turn misalnya, bisa digantikan perannya oleh dynamic traffic light yang akan menyala otomatis merah/kuning/hijau sesuai kondisi trafik yang dipantau kamera CCTV 5G. Halo Pak Ogah, sorry ya, kalian akan tergusur oleh pengatur trafik yang ber-inteligensi artifisial (buatan).
Kita pun boleh berharap, bahwa separator pemisah jalur busway yang menyebalkan itu akan berangsur enyah digantikan pembatas virtual elektronik yang ditransmisikan melalui 5G. Inilah langkah revolusioner digitalisasi. Smart city berbasis Internet of Things secara radikal bertujuan guna membangun
mental smart driver menuju peradaban baru bangsa Indonesia.
Sinergi seluler 5G dan kecerdasan buatan, bagaikan fiksi dan laksana mimpi segera hadir merubah pola kehidupan kita. Bayangkan, bila 4G kecepatannya 300 Mbps, si 5G ngebut dengan ultra hi-speed 20 Gbps. Latency-nya hanya 1ms, sepersepuluh dari 4G; dan konektivitas 5G adalah hiper 1 juta km2 bandingkan 4G yang “cuma” 1000 km2. Dengan performa ini, pantaslah sistem telekontrol tercipta.
Prasyarat apa untuk menerapkannya? Pertama tentulah regulasi dan kedua adalah ketersediaan spektrum frekuensi di sekitar 28GHz. Spektrum yang padat digunakan oleh transmisi mikrowave ini harus dikosongkan. Lebih dari itu diperlukan komitmen Menteri Kominfo dan Direksi Telkomsel untuk secara disruptif melakukan percontohan seperti Pilot Project GSM 2G di Batam pada 25 tahun yang silam.
Idealnya cari lokasi berkarakter industri dan permukiman kota yang dilengkapi mal, fasilitas perguruan tinggi, hospital dan life style. Jaringan 5G tidak harus berupa coverage nasional seperti yang dimiliki Telkomsel kiwari. Dia akan merupakan komplementer dari 4G dan bersifat spot-spot terbatas.
So Telkomsel, are you ready? Harus, karena tradisi kita adalah bisa!
Korea dan Cina akan memulai servis awal 5G di tahun 2019. Indonesia, bersiaplah menyongsong era 5G, peradaban baru dan anti lemot. Isu milenia 4.0 janganlah hanya sebatas wacana para pejabat. Namun ingat, industri dalam negeri dan kampus mesti berperan aktif. Indonesia gak boleh hanya menjadi pasar dan pengimpor teknologi belaka!
Dear Chief RA, demikian laporan singkat dan komen selintas dari saya. Bismillah, silakan masuk ke gigi 5 dan jangan ragu tancap gas.
Jayalah Telkomsel! Salam Indonesia.
Garuda Sugardo (ex BOD Telkomsel, Indosat & Telkom; sekarang WanTIKNas)-FR