(lifestyle.okezone.com)-BERLIBUR; ke suatu tempat tak lengkap jika belum mencicipi kuliner khasnya. Apalagi Indonesia dikenal sebagai negara yang dianugerahi keragaman budaya. Tak heran jika tiap daerah memiliki olahan2 kuliner tradisional dengan keunikannya masing2.
Pencinta kuliner Nusantara tentu tak asing dengan sederet kuliner khas Gorontalo. Dari binthe billuhuta, ilabulo, hingga olahan satai tuna yang booming. Okezone berkesempatan mencicipi satai tuna di rumah makan di Pantai Indah, Gorontalo. Rumah Makan RATU (Raja Tuna), yang di-gadang2 sebagai pelopor kuliner unik ini.
Sore itu, Okezone dan rombongan dari Kemen PPPA, pesan menu2 makanan terdiri dari olahan satai tuna, tumis kangkung, sayur paku (pukis), telur tuna goreng, dan sop ikan tuna. Setelah menunggu 30an menit, aroma harum tercium samar2 dari balik pintu. Ibu Wanti Halada pemilik rumah makan, telah datang bersama dua stafnya untuk menyajikan pesanan kami.
Sambil ditemani deburan ombak dan langit senja, kami menyantap satu persatu hidangan itu. Untuk olahan satai tuna rasanya unik. Sensasi manis dan gurih tiba2 menyeruak ketika potongan daging tuna masuk ke dalam mulut.
Menurut penuturan Santi Akhir, jurus masak, bumbu yang digunakan mengolah satai terdiri dari campuran kecap manis, garam, dan air perasan lemon. “Bumbunya cuman tiga jenis itu, kami gunakan tuna segar. Tapi kalau untuk proses pengolahannya, saya bakar biasa dengan api kecil agar daging matang merata,” ujar Santi.
Menu lain tidak kalah lezat. Tumis kangkung bawang putih kala itu primadona ke dua setelah satai tuna. Selain karena tekstur sayurnya renyah dan segar, rasa serta aroma makanan ini makin nikmat karena diolah menggunakan minyak kelapa tradisional.
Beralih ke menu lain, ada olahan kuah asam menggunakn tulang dan ikan tuna, lalu direbus bersama potongan tomat segar, daun jeruk, dan daun kemangi. Sensasi rasa segarnya cocok untuk menyegarkan mulut setelah kalap menyantap satai.
Menurut Wanti Halada, selaku menu satai tuna ini awalnya tidak dijual untuk umum. Ide itu muncul ketika wartawan kebingungan cari makanan saat sedang meliput. “Dulu ibu saya cuman jual nasi kuning. Terus wartawan itu datang dan melihat keluarga kami makan satai tuna. Kami tawari. Dia suka, akhirnya diberitakan, dan mulai banyak pengunjung berdatangan” jelas Wanti.
Sejak itu, rumah makan Ratu berhasil meraih omzet bersih Rp10 juta/hari. Angka ini bisa 2x lipat di musim liburan. “Hari biasa kaya Sabtu-Minggu itu bisa sepuluh jutaan lebih. Kalau musim liburan itu bisa ber-lipat2, karena banyak wisatawan asing datang” ungkap Wanti.
“Tapi dari sekian banyak orang yang datang, grup band Slank yang rutin mampir kalau manggung di Gorontalo. Kemarin, pas Ibu Susi (Menteri Perikanan) datang, kami yang antar makanan ke hotelnya” tukasnya. Harganya terjangkau. Satai tuna Anda harganya Rp4 ribu per tusuk. (mrt; Dimas Andhika Fikri; Bahan dari : https://lifestyle.okezone.com/read/2018/08/30/298/1943448/asyiknya-mencicipi-satai-tuna-ditemani-deburan-ombak-dan-langit-senja-di-gorontalo?page=1)-FatchurR *