(m.mediaindonesia.com)-APAKAH Anda kerap tidur atau mengantuk di siang hari? Rupanya, kebiasaan ini dapat memicu penyakit degeneratif. Sebuah analisis jangka panjang yang ditulis oleh Sudhakar Jha melalui artikel yang berjudul :
“Sleeping during the day might be giving you Alzheimer’s disease” menunjukkan bahwa mereka mengantuk lebih dari 3x sehari lebih berisiko terkena Alzheimer dibanding yang bugar di siang hari.
“Hasil Studi : Mereka yang tidur siang hari punya simpanan otak beta amyloid, protein yang menyebabkan penyakit Alzheimer, ber-tahun2 kemudian” sebut artikel lagi. Kualitas tidur yang buruk mendorong perkembangan demensia. Tidur malam cukup itu salah satu cara mencegah munculnya Alzheimer.
“Faktor2 : Diet, OR, dan aktivitas kognitif secara luas diakui sebagai target potensial yang penting untuk pencegahan penyakit Alzheimer. Tetapi kurang tidur dapat memicunya, meskipun bisa berubah,” tukas peneliti utama Adam P. Spira.
“Jika tidur terganggu berkontribusi terhadap penyakit Alzheimer, kita mungkin dapat mengobati pasien dengan masalah tidur untuk menghindari hasil negatif ini”. Penelitian itu menggunakan data dari Baltimore Longitudinal Study of Aging (BLSA), studi jangka panjang yang dimulai oleh NIA (1958), yang mengikuti kesehatan ribuan relawan saat mereka bertambah tua.
(Sebuah analisis jangka panjang yang ditulis Sudhakar Jha melalui artikel yang berjudul “Sleeping during the day might be giving you Alzheimer’s disease” menunjukkan mereka yang mengantuk lebih dari 3x sehari lebih berisiko terkena Alzheimer dibandingkan mereka yang bugar di siang hari.
Sebagai bagian dari ujian berkala studi, relawan mengisi kuesioner antara tahun 1991 – 2000 yang menanyakan pertanyaan sederhana terkait dengan pola tidur mereka. Subkelompok relawan BLSA juga mulai menerima penilaian gambar saraf pada tahun 1994.
Mulai (2005), relawan2 menerima Positron Emission Tomography (PET) scan menggunakan senyawa Pittsburgh B (PiB), senyawa radioaktif yang dapat membantu mengidentifikasi plak beta-amiloid di jaringan saraf. Peneliti menemukan ada 123 relawan yang menjawab pertanyaan sebelumnya dan melakukan PET scan dengan PiB rata-rata hampir 16 tahun kemudian.
Mereka kemudian menganalisis data untuk melihat apakah ada korelasi antara peserta yang melaporkan mengantuk di siang hari atau tidur siang dan apakah mereka mendapat skor positif untuk deposisi beta-amiloid di otak mereka.
Hasilnya, relawan yang mengantuk di siang hari 3x lebih mungkin memiliki deposisi beta-amyloid dibanding yang tidak merasakan hal serupa. Setelah menyesuaikan faktor demografi seperti usia dan jenis kelamin, risiko masih 2,75 kali lebih tinggi pada mereka yang mengantuk di siang hari. (Dable; Sri Yanti Nainggolan; Bahan dari : http://m.mediaindonesia.com/read/detail/183704-benarkah-tidur-di-siang-hari-tingkatkan-risiko-alzheimer)-FatchurR
Foto: Gregory Pappas/Unsplash.com)