(finance.detik.com)-DENPASAR; Upaya Kementan bersama praktisi kesehatan meningkatkan konsumsi atau kecintaan pada pangan lokal melalui uji kinesiologi makin ramai disosialisasikan di kalangan masyarakat terutama daerah wisata.
Kali ini, di Danau Batur Kab-Bangli, Bali yang ramai dikunjungan wisnus dan Wisman, jadi tempat sosialisasi keunggulan pangan lokal terhadap stamina tubuh (5/10/2018).
Praktisi kesehatan, dr. Hanson menjelaskan pangan lokal seperti kopi, kedelai, kentang dll dapat meningkatkan dan mengembalikan stamina tubuh seperti stamina nenek moyang dan menampilkan inner beauty. Pangan lokal itu warisan nenek moyang ini untuk disebar luaskan ke publik, sehingga mereka memahami manfaatnya.
“Uji kinesiologi kehebatan pangan lokal ini dapat dijadikan atraksi daya tarik wisatawan asing di wilayah Gunung Batur dan Danau Batur. Wisatawan2 dikenalkan dan mencicipi pangan lokal dan diterapi cara pernapasan dan naik turun tangga semakin terasa ringan, kaki tidak pegel, ada dorongan dan tidak lelah. Malam harinya saat tidur pulas dan bangun tidur, enak di badan” jelas dr. Hanson.
“Tanaman pangan, buah, sayur, serta hasil perkebunan yang tumbuh di Indonesia memiliki kualitas yang mampu bersaing dibanding negara lain. Secara tidak langsung, ada korelasi antara kualitas tanaman dengan kondisi psikolgis masyarakat sekitar” tambahnya.
Terapi dilakukan dengan uji terhadap peserta yang hadir di Danau Batur. Menurut dr. Hanson, Kinesiology itu teknik untuk melihat kemampuan tubuh melalui respon otot. Dengan metode ini, tubuh mampu memilih makanan yang cocok dan baik melalui respon otot.
Secara ilmiah tubuh memiliki kecerdasan untuk mengenal makanan yang baik. Mengonsumsi makanan yang baik perlu ditunjang dengan olah dan sikap tubuh yang baik. Ini dikenal dengan Langkah Hanara (Happy, Natural, Radiant ).
“Ilmu ini digunakan praktisi di dunia untuk menemukan hal ideal bagi kesehatan tubuh melalui tes otot. Prinsipnya sederhana. Respon uji kinesiologi pada setiap input positif akan menguat. Bila tidak, terjadi sebaliknya. Sederhananya tubuh tidak pernah berbohong” bebernya.
‘Setelah mengenal manfaat pangan lokal ini diharapkan masyarakat lebih mencintai pangan nusantara, menghargai produk petani. Bahkan Wisman jadi tertarik pada pangan Indonesia, karena mereka butuh sehat dan stamina kuat,” sambungnya.
Dirjen Hortikultura, Suwandi mengatakan program konsumsi pangan lokal dan cintai produk petani ini lebih banyak menjangkau banyak kalangan. Sehingga, konsumsi pangan impor makin berkurang dan produksi pangan lokal makin bergairah. “Minat wisatawan mengonsumsi pangan local, menggairahkan petani kita memproduksi lebih banyak dan lebih bagus lagi” ujarnya.
Kasubdit Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Bangli, I Wayan Pagel Sujana mengatakan Bangli punya pangan lokal melimpah : Dari kopi, jeruk, beras dll. Bangli juga jadi daerah tujuan wisatawan Asing. “Apabila dikelola dengan baik, produk dan pasarnya ini akan mensejahterakan masyarakat” ucapnya.
Komang Sukarsana, petani kopi Kintamani yang aktif memasarkan kopi lokal untuk coffee shop, cafe, restoran, dan hotel di Bali hingga Jakarta mengatakan program ini potensi produk lokal yang luar biasa. “Pangan lokal untuk stamina tubuh pasti diminati konsumen, banyak manfaatnya” yakinya.
Kegiatan sama juga di Pura Ulundanu, Kintamani, Bangli. Di Pura Besakih dan di Pura Lempuyang Bangli. Peserta terapi pangan lokal untuk stamina diuji dengan kinesiologi di Bangli dan Karangasem meliputi pengelola pariwisata, tour guide, pelaku usaha pangan lokal, petani, tokoh adat dan pejabat Pemda.
Kegiatan ini dihadiri Dirjen Hortikultura, Suwandi, praktisi kesehatan, dr. Hanson, Jajaran SKPD Kab-Bangli, Buleleng dan Karangasem serta Dinas Pertanian Provinsi Bali, Asosiasi dan Pengelola Usaha Wisata, Tour Guide, Pelaku Usaha Pangan Lokal, Tokoh Adat dan Petani. (idr/hns; Prima Fauzi; Bahan dari : https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4244539/di-bali-kementan-kampanyekan-konsumsi-panganan-lokal)-FatchurR