(beritasatu.com)-JAKARTA; Sektor pariwisata diharapkan jadi motor pembangunan nasional. Hal ini dibuktikan dengan pertumbuhan dan penerimaan devisa yang terus meningkat sejak 2015.
Disebutkan, pertumbuhan pariwisata Indonesia Januari-Desember 2017 mencapai 22%. Angka pertumbuhan ini di atas rata2 pertumbuhan turisme dunia 6,4%, dan pertumbuhan ASEAN 7%.
“Namun, kenali musuhmu dan kenali dirimu. Vietnam tumbuh lebih baik (29%) karena banyak deregulasi. Malaysia tumbuh 4%. Juga Thailand,” katanya di acara Diskusi Media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 Edisi 4 Tahun Kerja Pemerintahan bertema “Pembangunan Ekonomi dan Daya Saing”, di Auditorium Gedung 3 Kementerian SekNeg, Jakarta (23/10/2018).
Arief Yahya menuturkan, Presiden Jokowi sejak awal menginginkan pariwisata menjadi penghasil devisa terbesar, kini pariwisata sudah menjadi penyumbang devisa nasional nomor empat terbesar setelah industri kelapa sawit (CPO), migas, dan batu bara.
Sumbangan devisa dari sektor pariwisata meningkat sejak tahun 2015 dari US$12,2 miliar, pada 2016 menjadi US$13,6 miliar dan pada tahun 2017 naik lagi menjadi US$15 miliar. Diharapkan pada tahun ini sektor pariwisata meraup devisa hingga US$17 miliar. Proyeksi tahun 2019 sebesar US$20 miliar.
Jumlah Wisman terus melejit dari 2015 (9,7 juta), tahun 2016 (11,5 juta), tahun 2017 (14 juta). Adapun sampai Agustus 2018, jumlah turis asing sudah 10,58 juta dari target 17 juta wisman. Juga kunjungan pelancong Nusantara menggembirakan. Sejak tahun 2015 (255 juta), tahun 2016 (264 juta), dan tahun 2017 meningkat jadi 271 juta.
(Lona Olavia; FMB; Bahan dari : Suara Pembaruan dan http://www.beritasatu.com/wisata/518036-menpar-sektor-pariwisata-ri-tumbuh-pesat.html)-FatchurR *