(cnnindonesia.com)-JAKARTA, Siapa bilang stres hanya urusan psikis? Stres bukan hanya urusan psikis, tapi juga fisik. Saat stres, tubuh memberi respons terhadap bahaya atau hal yang tak menyenangkan dengan lebih banyak memproduksi kortisol.
Akibatnya, detak jantung jadi cepat dan hati melepas lebih banyak glukosa untuk mengganti energi tubuh. Faktanya, secara tidak langsung, stres berdampak pada kondisi kesehatan fisik manusia. Berikut beberapa dampak stres pada kesehatan tubuh.
1-Perut dan pencernaan
Apakah Anda pernah merasa ngilu di bagian usus? Atau merasa ada kupu2 yang beterbangan di perut? Jika pernah, maka Anda tentu tahu stres berdampak pada sistem pencernaan.
Otak dan usus saling terhubung dan secara konstan berkomunikasi satu sama lain. “Stres bisa memengaruhi setiap bagian di sistem pencernaan,” ujar ahli gastroentrologi dari Wake Forest University, AS, dr Kenneth Koch, mengutip EverydayHealth.
Koch mengatakan stres mampu meningkatkan asam lambung, mual, dan diare atau sembelit. Dalam kasus yang lebih serius, stres dapat menyebabkan penurunan aliran darah dan oksigen menuju perut yang penyebab kram, peradangan, atau ketidakseimbangan bakteri usus.
Usus dikendalikan dalam bagian sistem saraf pusat di otak dan tulang belakang. Selain itu, usus juga memiliki jaringan neuron sendiri yang dikenal sebagai sistem saraf enterik dan intrinsik.
Sistem saraf di usus juga disebut memiliki pengaruh yang besar. Tak heran jika ilmuwan menganggapnya sebagai ‘otak kedua’ sebagaimana yang tercatat di Scientific American.
2-Kulit
Stres menyebabkan respons kimia tubuh yang membuat kulit lebih sensitif dan reaktif. Pada kondisi tertentu, kondisi itu isa mempersulit penyembuhan masalah kulit. Sebagaimana diketahui, stres memicu produksi hormon kortisol yang bakal menghasilkan lebih banyak minyak. Dalam kondisi itu, kulit juga akan lebih rentan terhadap jerawat dan masalah kulit lainnya.
Mengutip WebMD, stres bisa menimbulkan masalah kulit seperti psoriasis, rosacea, dan eczema. Selain itu, stres bisa menyebabkan gatal2 dan ruam. “Selain itu ada perilaku2 lain yang merusak kulit dan saat stres,” ujar ahli dermatologi Brigham and Women’s Hospital, Boston, AS, dr Abigail Waldman, mengutip Allure. Dia mencontohkan seperti kebiasaan menggaruk kulit atau menarik-narik rambut saat stres.
3-Jantung
Tak cuma pada pencernaan dan kulit, stres juga berdampak pada kesehatan jantung. Penelitian di AS (2014) memberikan penjelasan tentang hubungan antara stres psikologis dan kerusakan jantung. Mengutip Times, peneliti memperhatikan kadar sel darah putih dalam tubuh.
Setelah sepekan bekerja dengan penuh tekanan, jumlah sel darah putih meningkat. Penelitian lain yang dilakukan Harvard University pada 2017 lalu menyebutkan bahwa mereka yang memiliki aktivitas tinggi di bagian amygdala (bagian otak pembentuk emosi) berisiko terkena serangan jantung.
4-Sistem kekebalan tubuh
Saat stres, tubuh merangsang sistem kekebalan tubuh untuk bekerja. Dalam kondisi itu, tubuh akan melepaskan hormon kortisol yang akan menghambat pelepasan histamin dan respon peradangan untuk melawan zat asing. Mengutip MayoClinic, dengan begitu tubuh akan lebih rentan terserang penyakit.
Penelitian yang dipublikasikan pada jurnal Leukocyte Biology menyebutkan bahwa jenis stres tertentu dapat berinteraksi dengan sel kekebalan tubuh yang merespons sel alergen hingga menimbulkan gejala fisik. (asr; chs; Bahan dari : https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20181030140707-255-342614/dampak-buruk-stres-pada-kesehatan)-FatchurR *