(beritasatu.com)-JAKARTA; Umumnya gangguan ginjal diketahui menyerang orang dewasa, tapi kini ditemukan pada anak2. Dokter spesialis anak dr Eka Laksmi Hidayati SpA(K) mengatakan ginjal, salah satu organ penting dalam tubuh, selain jantung, otak dan hati.
Fungsi ginjal vital meliputi detoksifikasi darah, membantu tubuh menyaring limbah dan membuang melalui urin, menjaga keseimbangan garam dan mineral dalam darah, serta mengatur tekanan darah dan memproduksi sel darah merah. Fungsi ginjal dapat mengalami gangguan yang menyebabkannya tidak berjalan dengan normal.
“Gangguan ginjal berbahaya karena berkaitan erat kinerja organ2 vital lain” ungkapnya di Jakart (13/11). Dr Eka menjelaskan, berdasar kronologis/waktu terjadinya, gangguan ginjal pada anak terbagi 2, yaitu bawaan sejak lahir dan didapat setelah lahir.
Gangguan ginjal bawaan sejak lahir ditandai kelainan bentuk ginjal dan saluran kemih. Gangguan ginjal setelah lahir ditandai infeksi saluran kemih dan radang ginjal akibat berbagai proses yang bukan infeksi.
“Gangguan ginjal pada anak ada 2 yaitu gangguan ginjal akut dan kronik,” paparnya. Menurut dr Eka, gangguan ginjal akut merujuk pada kondisi yaitu Ginjal anak mengalami kerusakan fungsi secara mendadak. Penyebabnya penyumbatan sistem penyaringan ginjal oleh sel darah merah yang hancu.
Atau trauma luka bakar, dehidrasi, pendarahan, cidera atau operasi. Sedang gangguan ginjal kronik itu kondisi penurunan fungsi ginjal anak bertahap selama 3 bulan atau lebih. Anak dengan gangguan ginjal kronik mengalami penurunan fungsi penyaringan kotoran, kontrol jumlah air tubuh, serta kadar garam dan kalsium dalam darah.
“Akibatnya zat2 sisa metabolisme yang tidak berguna akan tetap tinggal dan mengendap dalam tubuh anak sehingga lambat laun membahayakan kondisi kesehatannya,” jelas dr Eka.
dr Cut Putri Arianie MHKes, DirekturPencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) mengatakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat pada bahaya gangguan ginjal pada anak, Kemenkes mengadakan serangkaian kegiatan promotif dan preventif : Sosialisasi dan diseminasi informasi tentang gangguan ginjal pada anak, serta pencanangan Gerakan Ayo Minum Air (AMIR).
Kemenkes menghimbau kepada seluruh pihak termasuk media, swasta dan masyarakat untuk dapat berpartisipasi dan mendukung upaya pencegahan dan pengendalian gangguan ginjal pada anak.
“Kemenkes juga mendorong Kementerian dan lintas sektor terkait lain meningkatkan kerja sama mengatasi masalah kesehatan sehingga semua kebijakan berpihak pada kesehatan” tutup dia. (Indah Handayani; CAH; Bahan dari : Investor Daily dan http://www.beritasatu.com/kesehatan/522160-gangguan-ginjal-bisa-terjadi-pada-anak.html)-FatchurR *