(beritasatu.com)-JAKARTA; Menag Lukman Hakim Syaifuddin mengatakan, pondok pesantren bukan hanya lembaga pendidikan lembaga dakwah yang kompetensi dibutuhkan hanya menguasai kitab kuning saja.
Tapi juga menuntun ilmu nonagama seperti manajemen, perbankan, dll tentu membutuhkan aktor atau pengajar yang berdaya saing. Lukman menuturkan, untuk meningkatkan SDM pondok pesantrean, pemerintah mengalokasikan dana untuk pengembangan SDM melalui program beasiswa yang dikelola Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Dana itu berupa beasiswa afirmasi santri yang ditujukan untuk peserta didik, pendidik, dan atau tenaga kependidikan di pondok pesantren yang aktif minimal 3 tahun dalam kegiatan pendidikan di lingkungan pesantren.
“Negara memperhatikan setelah meluncurkan Hari Santri dan kini memberikan afirmasi terkait beasiswa sehingga keilmuan yang dikembangkan pondok pesantren semakin meningkat karena guru hingga santri mengalami peningkatan keilmuan dari program ini. Secara institusi dan keilmuan berkembang” kata Lukman pada Peluncuran Beasiswa Santri di kawasan Kemenag (12/11).
Program beasiswa afirmasi santri ini akan diberikan ke 100 santri terpilih melanjutkan program pascasarjana (S-2) dan doktoral (S-3) di dalam dan luar negeri. Para peraih beasiswa ini tidak hanya di bidang keislaman tetapi juga bidang lain.
Tahap pertama 100 kuota, dia berharap ada penambahan jumlah atau program ini berkelanjutan sehingga anak didik berwawasan keislaman yang baik dan keindonesiaan baik. Beasiswa santri LPDP ini afirmasi khusus maka ia harap santri2 memanfaatkan beasiswa ini untuk mengembangkan institusi pondok pesantren, agar kelembagaan pondok pesantren makin kuat.
Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan, beasiswa santri ini skemanya sama dengan beasiswa LPDP lain. Pasalnya, anggaran disalurkan dari dana abadi pendidikan mencapai triliun. Tahun-2019 meningkat jadi Rp 55T. Tujuannya, meningkatkan SDM Indonesia dari sisi karakter dan kemampuannya.
Investasi ini dibutuhkan seiring perkembangan teknologi. Banyak pekerjaan dilakukan robot. Maka pemerintah harus meningkatkan SDM agar dapat bersaing. Meski program beasiswa santri ini bentuknya afirmasi, penerima beasiswa harus ikut proses seleksi seperti program beasiswa LPDP umumnya.
Santri harus ikut seleksi adminstrasi, seleksi berbasis komputer, seleksi subsantsi. Pendaftar perlu melampirkan keterangan santri mukim atau aktif pengembangan pesantren minimal 3 tahun, surat rekomendasi dari pimpinan pondok pesantren. Juga surat kesediaan mengabdi di pondok pesantren setelah menyelesaikan studi, surat rekomendasi dari Kemenag kabupaten/kota dan dokumen lain.
Syarat lain memiliki nilai kompentesi bahasa dan IPK sesuai ketentuan, seperti IPK minimal pendidikan sebelumnya, magister Letter of acceptance (LoA) 2,75 tanpa LoA 3. Doktoral IPK ada LoA 3, tanpa LoA 3,25. Usia maksimal saat mendaftar magister maks 42 th dan doktor maks 47 th. Penndaftaran dapat secara online melalui www.lpdp.kemenkeu.go.id mulai tanggal 15/11 hingga 31/12/2018.
Sri menyebutkan, penerima beasiswa ini mendapat dana meliputi persiapan keberangkatan, biaya pendaftaran kampus, SPP, biaya hidup, uang buku, tesis atau disertasi, seminar, publikasi, dan jurnal internasional, serta biaya pendukung : Transportasi, visa, biaya kedatangan hingga Askes dasar.
“Dengan beasiswa santri ini, kami harap ada peningkatan kapasitas santri jadi SDM yang produktif, berkualitas, berdaya saing, dan greda terdepan dalam mengusung nilai-nilai keindonesiaan,” ujarnya. (Maria Fatima Bona; JAS; BeritaSatu.com dan http://www.beritasatu.com/pendidikan/522099-pemerintah-sediakan-100-beasiswa-lpdp-afirmasi-untuk-santri.html)-FatchurR