(suaramerdeka.com)-JAKARTA; Menteri-PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, seluruh Tol Trans Jawa akan dioperasikan sebelum akhir Desember 2018. Semuanya operasional, tak hanya fungsional. ”Insya Allah seluruh Tol Trans Jawa kita operasikan sebelum akhir Desember 2018.
Semua operasional bukan fungsional lagi. Kemungkinan digratiskan hingga ditetapkan tarif definitifnya (2019)” kata Basuki dikutip dari situs resmi Kemen-PUPR. Basuki menyatakan, pengoperasian ruas tol Trans Jawa dilakukan bertahap. ”Jadwal peresmian dan pengoperasiannya tidak serentak.
(Ruas tol itu) : Tol Pejagan- Pemalang, Sragen – Ngawi, Batang-Semarang, Salatiga-Kartasura, Pemalang – Batang, dan Wilangan-Kertosono” tambahnya. Kemarin Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meninjau ruas Tol Semarang-Batang. Itu bersamaan acara bersepeda Tour de Borobudur 2018 dan pencanangan penanaman pohon trembesi di jalan tol Semarang-Batang dukungan Djarum Trees For Life (DTFL).
”Sejak penanaman ini, akan dipelihara dan dirawat 3 tahun ke depan, mudah2an 10 tahun ke depan jalan tol Semarang- Batang membuat suasana lingkungan jadi ‘adem’ (dingin)” katanya bersama VP Djarum Foundation FX Supanji dan Pimpinan Proyek PT Jasamarga Semarang-Batang Ir R Beni Dwi Septiadi di area Jembatan Kali Kuto, yang jadi ikon dari jalan tol Semarang- Batang.
Pakar kehutanan dari IPB Dr Endes N Dahlan menyatakan pohon trembesi itu terobosan mengatasi pemanasan global karena memiliki daya serap gas CO2 tinggi. Dengan diameter tajuk sepanjang 15 meter, satu batang pohon trembesi mampu menyerap 28,5 ton gas CO2 setiap tahunnya.
Endes N Dahlan meriset 43 pohon yang dimanfaatkan sebagai tanaman penghijauan, dan hasilnya trembesi terbukti terbanyak menyerap karbondioksida dan mampu menyerap air tanah yang kuat.
Satu pohon dewasa, mampu menyerap 28,5 ton CO2/tahun, dan bentuk pohon seperti kanopi atau payung raksasa ini bisa menurunkan suhu udara hingga 4°C di bawah kerindangannya.
Cukup besar
Ruas Tol Semarang-Batang mencapai 80%. Salah satu titik krusial proyek ini ada di Jembatan Kali Kuto, Kendal. Namun jembatan ini hampir jadi. Tol Semarang- Solo yang totalnya 72,64 km dibangun dengan investasi besar, lebih dari Rp 7 triliun. Pembangunan Seksi 1- 3; dari Semarang – Salatiga dilakukan oleh PT Trans Marga Jateng dan sudah beroperasi.
Seksi 4 dan 5 semula akan dibangun Kemen-PUPR sebagai dukungan Viability Gap Fund (VGF), namun dapat dibangun melalui investasi PT Jasamarga Solo Ngawi (JSN) yang sahamnya dimiliki oleh PT Jasamarga (60%) dan PT Waskita Toll Road (40%).
Meski dibangun PT JSN, namun pengoperasiannya oleh PT. TMJ. Terkait pembangunan Jembatan Kali Kenteng yang jadi titik kritis pada arus mudik Lebaran 2018, progres konstruksinya kini 95% dan tahap akhir. Pekerjaan yang dilakukan kini pengecoran badan jembatan dan dapat dilakukan uji beban.
Jembatan Kali Kenteng di Seksi 3 dan 4 tol Semarang- Solo, dibangun BUJT PT PT JSN panjangnya 496 mt dan jumlah pilarnya 13 buah. Pilar tertinggi mencapai 40 meter.
Jembatan Kali Kenteng yang mengalami perubahan desain dari Komisi Keamanan Jembatan Panjang dan Terowongan Jalan (KKJTJ) telah didesain dengan masa layanan 100 tahun. (ant-56; Bahan dari : https://www.suaramerdeka.com/smcetak/baca/141730/seluruh-tol-trans-jawa-tak-hanya-fungsional)-FatchurR *