(m.republika.co.id)-JAKARTA; Jika ke Raudah di Masjid Nabawi, seseorang akan menemukan area berbeda. Karpetnya warna hijau. Tak seperti karpet merah Masjid Nabi yang sudah diperluas beberapa kali lipat oleh Raja Fahd bin Abdul Aziz as-Saud.
Riwayatnya, raudah itu jalur yang se-hari2 digunakan Nabi Muhammad berjalan dari rumahnya ke mimbar masjid. Diyakini kebanyakan jamaah, doa yang dipanjatkan di lokasi itu diterima Allah. Lokasi itu dikenal sebagai sekutip tanah surga.
Tak heran, ia jadi salah satu tujuan utama jamaah haji dan umrah saat mengunjungi Masjid Nabawi. Ramai jamaah menitikkan air mata saat berdoa dan beribadah di sana. Pada puncak musim haji, lokasi itu terkadang ditutup guna mengantisipasi membeludaknya jamaah.
Tiang2 di area raudah tampak berbeda. Tak seperti pilar tempat sujud di area lain yang tampak megah. Ya, tiang di area raudah itu bekas tempat para sahabat Rasulullah berjaga-jaga.
Ketika Rasul mendakwahkan Islam di Madinah di abad ke-7, ada saja orang kafir yang memusuhi dan mengincarnya. Tak sekadar menghina, mereka mengancam kehidupan utusan Allahini. Karena itulah para sahabat ber-jaga2 di area masjid. Oleh orang Arab, tiang2 itu disebut dengan ustuwanah.
Salah satunya ustuwanah al- Haris di sebelah utara tiang Attaubah. Tiang ini tempat Ali bin Abi Thalib berjaga-jaga. Kalau dipanggil Rasulullah, Ali segera mendengarkan petuah sang Nabi. Lainnya ustuwanah al-mukhallaqah. Di sini Rasul biasa mendirikan shalat. Tiang ini tempat berlakunya peristiwa batang tamar sewaktu Rasul SAW pindah menyampaikan khutbah di atas mimbar.
Para sahabat selalu menyapukan minyak wangi di tempat itu sebagai tanda tempat shalat Rasulullah. Meski beberapa kali mengalami perluasan, area raudah tetap jadi ciri khas masjid ini. Kini tiang2 itu diberi tanda untuk dikenali para peziarah.
Tiang2 itu hingga kini dirawat karena jadi bagian dari raudah, tempat Muslim dari belahan2 dunia bermunajat mengharapkan magfirah Ilahi. Jamaah ke sana mengadu dan bermanja pada Sang Pencipta. Di sana mereka mengimpikan limpahan pahala untuk menggapai ridha-Nya. Mereka mengharapkan ketenangan batin, sesuatu yang dicari sepanjang hidup.
Masjid Nabawi itu destinasi wisata religi Muslim dunia. Setelah umrah di Masjidil Haram, mereka berziarah ke Kota Nabi, Madinah. Di sana mereka mengunjungi masjid berkubah hijau, yang di dalamnya terdapat makam Rasulullah.
Masjid Nabawi tempat mulia. Rasul bersabda “Jangan kalian berkunjung kecuali ke-3 masjid, yakni Masjid al-Haram (Makkah), masjidku ini (Nabawi di Madinah), dan Masjid al-Aqsha (Palestina). ” Rasul bersabda, beribadah di Masjid Nabawi pahala dilipatgandakan hingga seribu kali. Karena itu, sebagian besar umat Islam yang ke Madinah senantiasa menyempatkan beribadah di masjid ini.
Pada musim haji, jutaan umat Islam dunia berusaha shalat 40 kali (arbain) di masjid ini selama delapan hari untuk memperoleh keberkahannya. (Rep: Erdy Nasrul/ Red: Agung Sasongko; Bahan dari : https://m.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-digest/19/01/02/pkorsx313-tiangtiang-masjid-nabawi)-FatchurR *