(lifestyle.sindonews.com)-JAKARTA; Dangdut musik kampungan hanya digemari masyarakat local. Jika ada yang berpandangan demikian, itu salah. Faktanya, musik asli Indonesia itu digemari dunia, terutama Asia. Perkembangan IT mempermudah dangdut menggaet penggemar dari berbagai negara. itu bukan isapan jempol.
Lihat saja lagu Lagi Syantik milik Siti Badriah. Sejak dirilis di YouTube pada Maret-2018, lagu ini meraih 470.914.105 views hingga tadi malam. Jumlah ini luar biasa. Bandingkan dengan lagu genre lain, misal pop. Lagu yang meraih viewer tertinggi adalah Asal Kau Bahagia yang dibawakan Armada dengan 284,726,856 views. Itu setelah dirilis 2 tahun lalu.
Banyak single lagu dangdut lain dengan mudah mencapai viewer di atas seratus juta dengan tempo cepat. Misalnya Goyang 2 Jari milik Sandrina yang tembus 180,105,593 views dalam 9 bulan. Lagu RPH feat Siti Badriyah Lagi Tamvan meraih 105,359,373 views dalam 8 bulanan. Hebatnya, dangdut-mania bukan datang dari Indonesia atau Malaysia saja seperti sebelumnya.
Jika ditelusuri komentar yang muncul, penggemarnya kini meluas ke Indochina, Filipina, Asia Timur, Asia Selatan, Timur Tengah, Eropa, Afrika, hingga ke Benua Amerika. Seperti dirasakan penggemar dangdut Tanah Air, mereka suka dangdut karena warna musiknya. Apalagi kini diwarnai sentuhan electronic dance music (EDM) hingga membuat siapa pun ingin bergoyang.
Pemerhati musik Andre Opa Sumual mengungkapkan karakter dangdut yang merakyat, lugu, jujur, dan jenaka jadi kekuatan yang menjual di Indonesia dan negara lain. “Bukan sekadar dikemas modern, penetrasi internet serta smartphone hingga ke belahan dunia lain dan pelosok membantu popularitas musik2 baru”. Perkembangan ini membuat rumah2 produksi bergairah memproduksi lagu2 baru.
CEO dan pendiri Nagaswara Music and Publishing yang menaungi penyanyi2 dangdut papan atas, Rahayu Kertawiguna, mengakui fenomena viral lagu2 dangdut modern tak lepas dari Medsos (YouTube dan aplikasi lain).
“Kelandaian pasar musik dangdut tiba2 digedor kehadiran lagu2 dangdut modern dengan musik elektronik. Banyak lagu baru meledak. Faktor penyanyi dan musik penentu utama. Tapi dukungan medsos membuat lagu2 viral,” paparnya.
Musik dangdut yang berakar budaya kuat perlu dikolaborasikan jadi musik kekinian. Dia contohkan lagu Lagi Syantik bukan sekadar dangdut, tapi dancedut karena memadukan musik dance dan dangdut. Hasilnya lagu itu fenomenal dan diterima masyarakat dunia.
“Musik dangdut itu universal dan bahasa beda. Mungkin mereka gak mengerti bahasanya, tapi musik dancedut ini tak asing buat mereka sepeti mendengar lagu mereka sendiri. Adapun viewers, selain dari Indonesia, ada dari Malaysia, Korea, Vietnam, India. Mereka bisa menerima. Amerika yang jauh dari Indonesia, penduduknya bisa terkoneksi dan terpengaruh menyukai lagu2 dangdut” ungkapnya.
Melihat raihan ini, Rahayu menginginkan lagu dangdut bisa makin menginternasional. Untuk itu Nagaswara bekerja sama dengan Warner Music Malaysia dan dengan Warner Music Amerika agar dangdut bisa menguasai pasar Asia, Eropa, dan bahkan Amerika.
“Perkembangan teknologi kita mesti buat musik dangdut yang dibalut kemasan musik modern ini bisa menguasai dunia, khususnya musik Indonesia harus merajai karena pasarnya sesuai market Indonesia yang luas. Kerja sama dengan label Warner Music Malaysia ini jadi pintu”. Agi Sugiyanto, CEO/Owner PT Media Musik Proaktif, juga menyampaikan optimismenya dengan dangdut.
Pihaknya, telah mengorbitkan penyanyi dan lagu dangdut seperti Trio Macan, D’Mojang, Duo Amour yang menembus pasar ASEAN. Selain karena perkembangan medsos, hadirnya kolaborasi acara musik dangdut di TV yang melibatkan peserta ASEAN juga kian mengukuhkan dangdut di kawasan ini.
“Ini harus disyukuri. Ketika orang memandang dangdut sebelah mata, era itu bergeser ke arah lebih baik dangdut jadi musik yang merakyat sekaligus masuk istana. Karena apa? Ini karena dangdut terus berbenah, lirik dan penampilan nggak seronok. Dangdut2 seronok bergeser ke arah dangdut elegan”.
Bergembira
Penyanyi2 dangdut mengungkapkan kegembiraannya, lagu2nya bisa diterima dunia. Siti Badriyah atau Sibad tidak menyangka Lagi Syantik yang dibawakannya bisa meledak dan jadi tren di banyak negara. Apalagi hal itu tercapai dalam hitungan bulan.
“Karena menurutnya 100 aja udah luar biasa, capaian yang nggak pernah Sibad rasain. Seratus aja tuh alhamdulillah. Kalau sampai 470 jutaan yang liat, alhamdulillah banget. Semoga bisa terus menghasilkan karya bagus dan digemari banyak orang” ujar perempuan (26) itu.
Pedangdut populer lain, Via Vallen, mengakui dangdut kini makin universal. Menurutnya kehadiran medsos dan aplikasi membuat penggemarnya lebih luas dari berbagai kalangan dan lintas generasi.
“Semua orang menikmati dangdut. Ketika ada lagu dan video dangdut viral, itu kepiawaian orang2 di belakangnya yang meramu sedemikian rupa hingga jadi menarik. Misalnya yang membuat dangdut koplo” ucapnya. Perasaan senang dan bangga juga diungkapkan 2Tiktok.
Lagu Yank Haus yang single perdananya mampu meraih 31 juta view s. Pencapaian ini membuat mereka bangga dan senang karena penonton video ini bukan cuma di Indonesia, tapi juga di luar negeri. “ Kami berdua bangga dengan apresiasi karena ini membuktikan lagu dangdut bisa diterima juga Asia dan dunia,” ungkap Sella Selly, salah satu personel 2Tiktok.
Grup dangdut yang lahir dari aplikasi musik Tiktok beranggota Gladys dan Sella Selly itu stylenya kekinian, tidak norak dan unik yang membuat orang penasaran melihat karya mereka, dari YouTube. (don; Bahan dari : Koran Sindo dan https://lifestyle.sindonews.com/read/1381585/157/digdaya-di-jagad-maya-dangdut-menggoyang-penggemar-mancanegara-1551007356)-FatchurR *