Saat masuk rumah, suami isteri kaya raya itu melihat ruang makan yang kotor dan tercium bau aroma “pesing”. Di sudut meja makan terlihat seorang ibu tua berusaha keras untuk bisa menyapu.
Istri : DIA bersuara keras membentak ibu tua itu
Ini pasti ulah ibu, kan? Ibu ngompol di lantai kan? Lihat tuh, meja kotor, makanan tercecer di mana2 lantai juga Waduuuuuh (marah dan geram)….. ibu…ibu! Ini rumah bukan gudang, bu!
Suami : Sudahlah mama, jangan bentak ibu seperti itu, kasian ibu kan sudah tua
Istri : Tidak bisa begini terus-menerus. Kalau tiba² ada tamu yg dating, apa jadinya? Sebaiknya besok kita bawa ibu ke panti jompo. Saya akan bawa
Suami : Jangan ma. Itu kan ibumu, masa’ dibawa ke panti jompo?
Setelah ibu tua itu dibawa ke panti jompo, si istri benahi kamar ibunya. Di bawah kasur ditemukan sebuah buku lusuh dengan kertas yang agak kuning kusam. Dia tertarik karena, koq ada foto dirinya sejak kecil dan remaja, di halaman depan bertuliskan judul buku : “PUTRIKU buah HATIKU”
Istri, Terduduk lesu setelah membaca tulisan ibunya itu. Diawali hari dan tanggal lahir dia. “Aku melahirkan putriku, biar terasa sakit dan mandi darah, aku bangga bisa punya anak”
Ya, aku bangga bisa berjuang tanpa suami yang telah mendahuluiku. Aku rawat dengan cinta, kubesarkan dengan kasih. Aku sekolahkan dengan airmata. Aku hidupi dia dengan cucuran keringat.
Kuingat, ketika kubawa ke klinik untuk imunisasi, diatas angkot dia nangis lalu kubuka kancing blus dan susui dia, aku tak merasa malu. Bahkan tiba2 dia kencingi aku, tapi biarlah.
Tiba² dia batuk kecil., muntah dan basahi rokku. Hari itu terasa indah bagiku, biarpun aku basah oleh kencing dan muntahannya, aku tetap tersenyum bangga sekali.
Kejadian itu berulang beberapa kali. Aku tak peduli apa kata orang diatas angkot, asalkan putriku bisa tumbuh sehat. tu yang utama bagiku.
Istri, Sambil baca, airmatanya meleleh turun, hati terasa perih dan dada sesak. Tiba² dia teriak keras, meraung-raung sejadi-jadinya “Ibuuuuuuu…….ibuuuuu..” Sambil berdiri setengah berlari ke garasi.
Suaminya kaget lihat ulah istrinya dan bertanya : “Keeeenapa ma, ada apa?”
Terisak dia jawab : “Aku harus bawa kembali ibuku”.
Tiba-tiba telpon bordering, diterima suaminya lalu……..
“Mohon bapak dan ibu segera datang ke panti sekarang, cepat”
Mereka buru-buru ke panti….saat masuk, nampak tubuh ibu tua sudah lemah, sedang diperiksa dokter.
Si istri berteriak histeris sambil menangis menahan air mata “Ibuuuuu…” Ibunya lemah tanpa bersuara dan berusaha memeluk kepala anaknya seraya berbisik pelan dan bercucur air mata
“Anakku, ibu bangga punya kamu, seluruh cinta kasih hanya buat kamu nak. Maafkan ibu. iiiii…ibu saaayyyaaaang padamu (sambil memejamkan mata)”
Sang ibupun menghembuskan nafas, meninggal dunia.
Anaknya me-raung2 keras sekali, menangis dan menyesal “Ibuu….ibuu…. aku minta ampun buu…… aku durhaka sama ibuu, ampun…ampuni aku bu. iiibuu…jangan tinggalkan aku bu….ampuni aku ibuuu …
SAHABATKU… masih KAH ada ibu dan ayah di sisimu?
Kalau orang tua masih ada rawatlah dengan sepenuh hati. Kalau telah mendahului kita lakukan pelimpahan jasa. Nilai apa yg terbersit dari kisah ini ?
Ingatlah Saudaraku : Tindakan bodoh, membuat kita “merangkul durhaka”
Sikap ego, mendorong kita “mendekap nista.”
Sesal yang terlambat, menarik kita “bergelimang kepedihan dan PENYESALAN.”
Berpikirlah arif, bertindak bijak, berucaplah yang patut, berikan kasih sayang dengan sepenuh hati.
Semoga hati kita menjadi lembut dalam memberikan bakti kpd org tua. (Muchtar AF; dari grup WA-VN; sumber : http://sahabat-orangtua.blogspot.com/2018/09/mutiara-yang-dibuang.html)-FR